Pasangan Agustin-Iswar Janjikan Program Rp 25juta tiap RT, Ini Alasannya

Agustina-Iswar Janjikan Program Biaya Operasional RT 25 Juta. Bojes/Lingkar.co
Agustina-Iswar Janjikan Program Biaya Operasional RT 25 Juta. Bojes/Lingkar.co

Lingkar.co – Salah satu pasangan calon Walikota Semarang, Agustina Wilujeng dan Iswar Amminudin janjikan program bantuan operasional RT Rp 25juta disetiap tahunnya. Menurut mereka, hal tersebut dapat meningkatkan rasa kepedulian warga terhadap wilayahnya.

“Melalui biaya operasional ini, warga yang kurang mampu juga tidak lagi diberatkan dengan adanya iuran di lingkungan tempat tinggalnya,” katanya.

Hal tersebut disampaikan Agustina-Iswar kepada wartawan usai bertemu dengan relawan Jaguar (Jagoan Agustina-Iswar, di Semarang Tengah, Jumat (13/9/2024).

Menurut Agustina, biaya operasional RT tersebut menjadi salah satu program unggulannya bersama Iswar jika kelak terpilih menjadi wali kota Semarang di Pilwakot November mendatang.

“Kenapa RT jadi sasaran utama? Kalau kota ingin berdandan menjadi kota perekonomian yang harus dilihat no 1 adalah wajah Kota Semarang yang menjadi sense of belonging (rasa memiliki) dari warga.” katanya.

Dengan adanya rasa memiliki dan kepedulian warga terhadap lingkungan sekitar, dinilai menjadi vital bagi sebuah pembangunan kota, karena menurutnya, masyarakat di tingkat RT menjadi garda terdepan dalam perawatan dan pemeliharaan infrastruktur yang ada di lingkungan sekitar.

“Apa gunanya Pemkot Semarang membuat trotoar, membuat jalan besar dan taman yang bagus, kalau masyarakatnya tidak peduli. Maka proses pertama inisiasi yang jadi kunci adalah RT,” ujarnya.

Oleh karena itu, dengan adanya bantuan biaya operasional inilah masyarakat akan lebih diringankan pendanaannya untuk kerja bakti dan merawat lingkungan sekitar sekaligus menguatkan kembali semangat gotong royong warga.

Lebih lanjut, Agustina-Iswar memastikan bahwa sumber pendanaan biaya operasioan RT tidka akan mengikis alokasi anggaran yang sudah ada.

“Jadi untuk hal-hal kecil yang tak bisa tercover oleh jajaran Pemkot Semarang, ini diurus oleh RT lewat bantuan biaya operasional. Tentu ini harus ditangkap oleh teman-teman birokrasi yang paling rendah, kelurahan. Jika LPMK, RW dan RT ini bersatu, kemudian pemerintahan kelurahan bisa paham dan memfasilitasi, saya kira permasalahan apapun yang kaitannya Kota Semarang akan lebih mudah ditangani,” imbuhnya.

Iswar juga mengatakan bahwa bantuan operasioanl tersebut akan diserahkan dalam bentuk uang bukan kegiatan.

Artinya, penggunaan dana tersebut diserahkan ke masing-masing RT sesuai kebutuhan dan potensi yang ada.

Ia juga menegaskan, bahwa dana Bantuan tersebut bisa digunakan masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai religi yang sudah ada, sehingga kemajuan fisik akan bisa tumbuh bebarengan dengan nilai-nilai moralitas.

“Karena apalah arti sebuah kemajuan kota tapi peradaban, adat istiadat masyarakatnya tidak kita jaga dengan baik. Jadi kita tumbuh tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari religiusitas dari masyarakatnya. Karena menjadi kota yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur itu tentu kalau masyarakatnya religius sehingga pembangunan bisa menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakatnya,” pungkasnya. (*)

Penulis : Bojes
Editor : Kharen Puja Risma