Lingkar.co – Musibah banjir yang melanda kota Semarang selama lebih sepekan ini telah surut dan mulai mengering. Dapur Umum Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) telah berakhir Senin (3/11/2025) kemarin dan hari ini fokus pada layanan kesehatan sebagai penanganan lanjutan pasca banjir.
“Kalau kita pake istilah masa early recovery atau pemulihan ringan pasca banjir sebenarnya ada banyak tugas, tapi kita cover yang sesuai dengan kemampuan kita, yaitu layanan kesehatan,” kata ketua LPBI PCNU Kota Semarang, dr. Muhammad Hayyi Wildani disela kegiatan, Rabu (5/11/2025).
Kemampuan yang ia maksud yakni terkait dengan hasil pendataan kebutuhan masyarakat setelah diterjang banjir, “Kan ada beberapa kerusakan atau kerugian yang diderita oleh warga. Nah kapasitas kita saat ini baru layanan kesehatan, ya kita maksimalkan ini dulu,” ujarnya.
Ia menilai Nahdlatul Ulama memiliki jamaah atau anggota yang sangat banyak, bukan hanya jadi korban atau terdampak saja, bahkan kader NU juga banyak yang jadi pengusaha. Maka dari itu, ia berharap semua bisa bersinergi dalam gerakan NU Peduli.
“Memang banyak sekali yang harus kita satukan untuk satu gerakan, yaitu NU Peduli. Jadi kita berharap NU Peduli di lain kesempatan bisa lebih kompak, terorganisir dan lebih bermanfaat,” tuturnya.
Kegiatan tersebut, kata dia, merupakan bentuk tanggung jawab atas kepercayaan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka yang pada saat penutupan memberikan donasi kemanusiaan senilai Rp25 juta.
“Kita bersyukur saat dapur umum mau tutup malah dikasih donasi mas Gibran, jadi kegiatan pasca banjir bisa langsung berjalan,” ucapnya.
Kegiatan pengobatan gratis yang berjalan dua hari ini berada di dua lokasi. Yakni; di kantor kelurahan Kaligawe yang dilaksanakan bersama Lembaga Kesehatan Ansor (LKA) Ansor Jateng dan di Halaman Masjid Besar Terboyo, Tambakrejo.
Salah satu pasien di Masjid Besar Terboyo, Rofiatun (75) mengeluhkan pusing mual dan kadang terasa hampir jatuh. Setelah diperiksa ternyata tensi darahnya mencapai 190 dan gula darahnya mencapai 400.
“Kalau tensi memang sering tinggi, tapi gula darah naik segitu baru tahu ini,” ungkapnya.
Ia mengaku tidak bisa menggunakan layanan BPJS Kesehatan lantaran saat ini harus verifikasi data kepesertaan secara online, “Saya juga punya hp, tidak tidak paham. Terus kalau mau ngurus juga gak ada waktu,” akunya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat








