Lingkar.co – Empat tahun setelah musibah kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan Pasar Weleri hingga kini masih membekas dan menyisakan trauma bagi para pedagang. Bahkan setelah Pasar Weleri tahap 1 selesai dibangun, belum semua pedagang mendapatkan jatah lapak untuk kembali berjualan.
Dalam rangka mengenang empat tahun kebakaran Pasar Weleri, Forum Gerakan Anak Pedagang Pasar Weleri (FAPPW) mengundang pasangan calon bupati dan wakil bupati Kendal nomor urut satu, Dyah Kartika Permanasari dan Benny Karnadi dalam acara Sapa pedagang Pasar Weleri dan Serap Aspirasi Pedagang serta Paguyuban Pasar Weleri, Selasa (12/11/2024).
Selain itu turut diundang, Ketua DPRD Kendal, Mahfud Sodiq, Wakil Ketua DPRD Akhmat Suyuti, Sesepuh Himpunan Pasar Weleri Khafid Sirotudin, perwakilan Paguyuban Pasar Weleri, perwakilan Paguyuban Pedagang Grosir Sayur Gemah Ripah Makmur.
Momen ini tentunya menjadi momen penting bagi Tika-Benny untuk berkeliling dan menyapa para pedagang, sekaligus mendengarkan keluhan dan aspirasi pedagang yang sebagian besar mengaku pengunjung Pasar Weleri masih sepi.
“Kita tadi sudah keliling. Ternyata walaupun pasar ini sudah terbangun, tetapi masih ada permasalahan-permasalahan yang dikeluhkan pedagang. Apalagi kebutuhan kios atau los yang harusnya bisa menampung 1.800 pedagang sekarang masib bisa menampung sekitar 800-an pedagang,” ujar calon bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari atau yang akrab disapa Mbak Tika.
Ia juga menyebut, para pedagang juga mengeluhkan terkait layout Pasar Weleri yang belum sesuai harapan mereka.
“Para pedagang itu saat pembangunan ataupun penataan menghendaki dilibatkan. Ternyata katanya tidak dilibatkan dan hasilnya tidak sesuai harapan mereka,” ungkapnya.
Calon wakil bupati Kendal, Benny Karnadi mengatakan, Pasar Weleri pernah menjadi pusat perekonomian di Kabupaten Kendal. Sehingga kondisi ini harus dikrmbalikan lagi agar roda perekonomian di Pasar Weleri kembali berjaya.
“Sehingga nanti kalau kita terpilih jadi bupati dan wakil bupati, InsyaAllah kita akan mengembalikan lagi kota Weleri sebagai pusat perekonomian di Kabupaten Kendal. Untuk mengrmbalikan itu salah satunya membangun kembali dan mengembangkan Pasar Weleri,” ujar Benny Karnadi.
Ia menegaskan dalam pembangunan dan pengembangan Pasar Weleri harus melibatkan pedagang, sehingga nantinya pedagang yang akan menempati pasar tersebut merasa nyaman dan pengunjungnya juga nyaman saat berbelanja.
“Pasar Weleri itu kan dulu penyumbang PAD terbesar. Salah satu yg menjadi misi kami adalah bagaimana menghidupkan perekonomian di Kendal salah satunya menghidupkan kejayaan perekonomian di Pasar Weleri. Dan kami akan selalu melibatkan masyarakat dalam pembangunan,” tandasnya.
Ketua FAPPW, M Naufal Hidayah mengatakan, selama empat tahun setelah musibah kebakaran dirinya menilai belum ada kebijakan yang pro rakyat dalam proses pembangunan dan penataan Pasar Weleri. Untuk itu FAPPW sengaja mengundang paslon nomor urut 1 untuk mendengarkan krluh kesah pedagang paska kebakaran empat tahun silam.
“Yang kemarin kebijakan dan alokasinya tidak pro rakyat. Bahkan ada penekanan kepada pedagang. Pasar Weleri ini kondisi bangunan juga tidak bagus. Jadi saya harapkan Mbak Tika dan Mas Benny ini nanti kalau terpilih bisa pro rakyat.
Naufal mengaku, layout dan penataan Pasar Weleri tahap 1 ini membuat para pedagang kurang nyaman. Ia berharap pembangunan Pasar Weleri tahap 2 bisa melibatkan para pedagang.
“Harapannya kalau bisa dirubah ya dirubah. Ada akses dari bawah keatas di tengah bangunan. Blok-blok pedagang tidak pas antara pedagang pakaian, basahan, putihan. pembeli yang beli diatas ya hanya diatas yang dibawah ya dibawah,” pungkasnya. (*)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat