Pasren Resto Kafe Jadi Pilihan Tempat Healing dan Edukasi Anak Lewat Memasak di Semarang

Opening Pasren Resto Kafe di Semarang. (dok Alan Henry)
Opening Pasren Resto Kafe di Semarang. (dok Alan Henry)

Lingkar.co — Pasren Garden Resto sebuah kafe bernuansa kebun yang berada di kawasan Semarang, resmi dikenalkan kepada publik sebagai ruang edukasi kuliner yang menggabungkan pembelajaran, terapi, sekaligus pemberdayaan masyarakat. Kafe ini digagas oleh Chef Nanan Wiyono, pemilik sekolah masak yang telah lama berkecimpung dalam dunia kuliner dan pendidikan nonformal.

Nanan menjelaskan, nama Pasren diambil dari bahasa Jawa yang berarti kebun atau taman. Ia mengatakan, lahan yang berada di Jalan Ngesrep Barat III no 52, merupakan aset milik PLN yang dipinjamkan kepadanya untuk dikelola menjadi ruang edukasi dan tempat praktik memasak bagi siswanya.

“Sejak dulu saya punya keinginan membangun kafe, tapi bukan kafe komersial. Saya ingin tempat di mana murid-murid bisa praktik dan belajar langsung. Di sekolah masak saya, banyak anak yang merupakan pemilik usaha kuliner, ada juga anak-anak berkebutuhan khusus. Masak bagi mereka bukan hanya skill, tapi juga terapi,” kata Nanan, Jumat (21/11/2025).

Menurutnya, kegiatan memasak mampu memberikan efek menenangkan, meningkatkan rasa percaya diri, hingga menjadi media healing bagi anak-anak maupun orang dewasa. Hal itu pula yang mendorongnya menghadirkan Pasren sebagai tempat beristirahat dan bersantai bagi masyarakat Semarang.

Pasren Resto Kafe tidak hanya dirancang sebagai kafe, tetapi juga sebagai ruang pemberdayaan. Murid-murid sekolah masak yang belajar di bawah asuhan Nanan sering kali diberi kesempatan bekerja paruh waktu.

“Mereka bisa kerja dua sampai tiga jam dan mendapatkan gaji. Ini bagian dari self achievement untuk membangun kepercayaan diri, sekaligus menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka punya potensi,” ujarnya.

Nanan mengungkapkan, tidak jarang pengunjung akan melihat anak-anak usia 8 hingga 9 tahun menjual makanan hasil karya mereka sendiri. Bagi Nanan, ini adalah bentuk apresiasi dan vitamin kebahagiaan yang tidak bisa dibeli, baik bagi anak maupun orang tua mereka.

Lebih dari sekadar memasak, Pasren juga menanamkan nilai budi pekerti dan soft skill. Ia sering mengajak murid-muridnya merenungkan bagaimana cara menunjukkan rasa sayang kepada orang tua dan bagaimana menghargai orang-orang di sekitar.

“Generasi sekarang banyak yang lupa bertanya hal-hal sederhana seperti apakah orang tua sudah makan atau belum. Di sini saya tanamkan nilai tabur tuai. Jika kita menanam kebaikan, kita akan bertemu orang-orang baik juga,” jelasnya.

Selain menjadi ruang belajar memasak, Pasren Resto Kafe turut dipercaya oleh Bank Indonesia untuk memberikan pelatihan kepada pondok pesantren mengenai memilih bahan makanan yang halal, proses memasak halal-tayyib, hingga pemahaman tentang bahan baku.

“Kita ajarkan dari proses paling dasar, bahkan sebelum memasak. Misalnya, bagaimana menyimpan telur yang benar. Hal-hal kecil ini penting agar makanan yang dihasilkan tidak hanya enak, tetapi juga berkualitas,” tutur Nanan.

Pasren Resto Cafe menawarkan menu yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Seluruh masakan menggunakan bahan-bahan alami tanpa pewarna sintetis dan tanpa makanan olahan berlebih. Beberapa menu populer adalah nasi bebek, nasi krauha, nasi goreng khas Jawa, serta sajian western yang diolah menggunakan tomat segar.

“Kami pencinta rempah Indonesia. Banyak yang belum tahu perbedaan pala Jawa dan pala Indonesia Timur, misalnya. Semua roti dan beberapa bahan dibuat sendiri oleh murid-murid dan saya sebagai pengawas central kitchen,” katanya.

Untuk minuman, Pasren memilih kemasan food grade dan ramah lingkungan. Harga menu dibanderol mulai Rp55.000 hingga Rp75.000 per orang.

Pasren juga menyediakan ruang pertemuan yang dapat digunakan masyarakat secara gratis, selama kegiatan yang berlangsung bersifat positif mulai dari rapat RT hingga kelas edukasi.

“Saya ingin tempat ini menjadi ruang untuk berbagi kebaikan. Mau punya uang atau tidak, silakan pakai Pasren selama tujuannya baik,” ujar Nanan. ***