Pelatihan PSP, Dukung Kegiatan Penguatan Psikologi Saat di Lokasi Bencana

Salah satu fasilitator pelatih PSP dari Pusdiklat PMI Jateng saat memaparkan materi dalam pelatihan spesialisasi di Polbitrada, Sambiroto, Tembalang, kota Semarang. (dok Ahmad Rifqi Hidayat)
Salah satu fasilitator pelatih PSP dari Pusdiklat PMI Jateng saat memaparkan materi dalam pelatihan spesialisasi di Polbitrada, Sambiroto, Tembalang, kota Semarang. (dok Ahmad Rifqi Hidayat)

Lingkar.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang hari ini Jumat (25/4/2025) memulai pelatihan Psikososial Support Program (PSP) untuk mendukung kegiatan penguatan psikologi korban saat terjadi bencana.

Kegiatan yang diikuti 37 peserta dari unsur relawan dan karyawan PMI Kota Semarang ini berlangsung selama tiga hari ini dilaksanakan di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) Jalan Sambiroto Raya 64 D, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pelatih PSP dari Pusdiklat PMI Jateng, Handoko mengungkapkan, PMI telah berpengalaman dalam menangani psikologi korban sejak terjadinya bencana tsunami di Aceh.

“Kalau di PMI itu sejak tsunami Aceh itu sudah ada program pelayanan PSP. Itu juga dilakukan di bencana Merapi tahun 2010 dan sebelumnya di Jogja tahun 2006 yang meninggalkan trauma mendalam bagi korban. Nah, di sinilah PMI memberikan pelayanan psikologi kepada korban” ungkapnya disela kegiatan.

Ia lantas menerangkan, setiap bencana tidak hanya mengakibatkan kerugian materi bagi korban, namun juga mengakibatkan trauma psikis. Secara psikologi, hal itu terbagi pada dua aspek diantaranya kesehatan jiwa atau trauma terhadap peristiwa tersebut dan kesehatan mental untuk menata kehidupan setelah bencana.

Sejalan dengan hal itu, ia menekankan bahwa pelayanan PSP dari PMI bukan pada kesehatan jiwa, namun mentalitas korban untuk bangkit dan menata kehidupan setelah mengalami musibah bencana.

“Ya ada materi trauma healing, tapi yang perlu dipahami disini, PMI itu memberikan pelayanan (Psikologi) tidak menyembuhkan trauma yang disebabkan kesehatan ya tapi metode PSP yang diberikan PMI itu lebih banyak pada bagaimana masyarakat bisa bangkit kembali,” jelasnya.

Ketua bidang Relawan, Wiwit Rijanto mengaku, pelatihan PSP bagi relawan dan karyawan PMI merupakan kebutuhan mendesak mengingat sumberdaya manusia (SDM) yang ada semakin sedikit atau dikata sudah tidak ada.

“Ya pelatihan PSP PMI ini memang penting karena di PMI Kota Semarang sendiri database SDM-nya sudah tidak ada, sangat sedikit sekali, maka dengan adanya pelatihan ini untuk memenuhi kebutuhan itu,” ungkapnya.

Bahkan, Wiwit yang lama berkiprah sebagai relawan Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela menilai SDM yang ahli di bidang PSP sangat dibutuhkan oleh PMI bukan hanya untuk menolong korban bencana, namun juga untuk membantu sesama relawan dari berbagai tekanan selama bertugas di medan bencana.

Wakil Sekretaris, Endang Puji Astuti mengamini minimnya relawan yang memiliki spesialisasi di bidang PSP. Ia menyebut dua relawan yang berpengalaman di bidang PSP hingga level nasional tidak ada, sebab satu relawan telah meninggal dunia dan satunya tengah mengambil pendidikan strata tiga (S3).


“Temen-temen (relawan) yang belum pernah sama sekali terjun ke ranah bencana itu begitu kita terjunkan kalau tidak kita bekali ternyata bisa jadi korban berikutnya, terutama tsunami,” ungkap dia.

Penulis : Ahmad Rifqi Hidayat