KARANGANYAR, Lingkar.co – Petani di Karangnyar yang memiliki kartu tani, terklaim mengalami kesulitan dapatkan pupuk bersubsidi. Kondisi di lapangan memperlihatkan, petani yang sudah memiliki maupun yang belum memiliki kartu tani sama-sama menghadapi masalah saat ingin memperoleh pupuk.
Bagi petani yang memiliki kartu tani, harus menghadapi masalah kurangnya pasokan pupuk di tingkat pengecer yang memaksa petani tidak memperoleh pupuk subsidi sesuai harapan. Seperti yang Agus Suseno alami, petani dari Desa Nangsri, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar.
Pada masa tanam (MT) III tahun lalu, ia hanya menggunakan 20 persen pupuk subsidi dan 80 persen pupuk non subsidi. Padahal pada masa tanam sebelumnya, bisa menggunakan pupuk bersubsidi sesuai jatahnya.
”Pengecer alasannya tidak ada kiriman. Yang jelas dari kemarin-kemarin untuk pupuk kimia subsidi dikurangi,” kata Agus kepada Lingkar.co.
Saat di tanya mengapa ia hanya menggunakan 20 persen pupuk subsidi pada MT III lalu. Agus mengaku, biasanya setiap masa tanam padi, ia menggunakan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 60-70 persen. Sementara yang 30 persen lagi pupuk non subsidi.
”Saat ini juga terjadi kenaikan harga pupuk bersubsidi. Urea naik harganya Rp 400 rupiah per kilogram,” kata Agus.
MEMILIKI KARTU TANI TAPI TIDAK MEMPEROLEH SUBSIDI
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mulya Gentungan, Mojogedang, Karanganyar Hasyim membeberkan, ada petani yang sudah memiliki kartu tani namun tidak bisa memperoleh pupuk subsidi. Ada petani yang sudah punya kartu tani namun dapat pupuk subsidinya kurang.
”Ada petani di sini, biasanya dapat 150 kilogram urea tapi hanya dapat 80 kilogram. Jumlahnya dibatasi, tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan areal sawah yang kita garap,” kata Hasyim.
Apabila petani yang sudah memiliki saja masih kekurangan pupuk bersubsidi, apalagi bagi petani yang tidak memiliki kartu tani. Tentu saja, ia tidak memperoleh pupuk bersubsidi karena regulasinya yang mengatakan seperti itu.
Kondisi seperti itu juga dialami petani dari Dusun Kebak, Desa Nangsri, Kebabkkramat, Karanganyar Yadi yang hingga saat ini tidak memiliki kartu tani. Ia beralasan, tidak bisa mengoperasikannya.
Karena tidak punya kartutani, Yadi pun kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi dari penjual yang telah ditunjuk pemerintah di Kebakkramat.
”Saya sampai minta tolong adik saya yang ada di Sambung Macam untuk mencari pupuk SP 36. Ya karena ndak dapat pupuk subsidi,” kata Yadi.(jok/one/aji)