Pemerintah Pusat Wacanakan Impor Beras, Begini Tanggapan Wakil DPRD Blora.

Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto. Foto: Lilik Yuliantoro/lingkar.co

Lingkar.co – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Siswanto, memberikan tanggapan pemerintah pusat terkait wacana impor beras.

“Kalau itu sebagai beras cadangan pemerintah, silahkan. Artinya, beras tersebut menjadi stok pemerintah yang dikelola BULOG,” kata Siswanto saat ditemui Lingkar.co, Senin (20/2/2023).

Ia melanjutkan, sebagian besar petani Indonesia menanam padi, namun stok minimal 1,2 juta menjadi alasan wacana tersebut. Sebab, dalam beberapa hari lalu stok pada level 600 (ribu ton). Oleh karena itu, pemerintah pusat terpaksa harus impor dari luar negri.

Tentunya hal tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi Siswanto yang juga bertani disela-sela kesibukannya menjadi wakil Ketua Dewan dari fraksi Golkar.

Selain itu, lanjutnya, saat ini, di Indonesia sebagain besar petani juga sedang memasuki musim panen raya.

“Beras tidak dilepas ke pasar jika stok beras di pasar masih stabil. Hanya dilepas saat beras di pasar minim. Karena panen tidak terjadi sepanjang tahun. Alias musiman,” ungkapnya.

Siswanto pun berharap kepada pemerintah pusat agar mencari solusi dan memikirkan kembali terkait wacana impor beras dari luar negri ini.

“Kedepan, sebaiknya pemerintah, petani, pengusaha mencari solusi bersama agar stok beras pemerintah dipenuhi oleh petani Indonesia sendiri,” terangnya.

“Peningkatan produktivitas padi, bisa dicari solusi dengan pupuk, bibit, pengairan, obat yang baik,” Terangnya kembali.

Terakhir, mantan aktivis yang getol menyuarakan suara petani jaman mudanya ini, pun prihatin dengan kondisi saat ini, dimana jumlah petani mayoritas didominasi oleh orang tua. Sedangkan para pemuda kurang minat kerja di sektor pertanian.

Untuk itu, ia mengajak generasi milenial untuk belajar menjadi petani produktif.

“Mari kita perbanyak pemuda yang jadi petani produktif. Pemuda harus dilatih teknis mengolah lahan, diajar manajemen keuangan, diajarkan link permodalan dan pemasaran hasil panen,” bebernya.

“Anak-anak muda inilah yang kedepan menjadi kader-kader inti swasembada beras di Indonesia. Bisa kita mulai dari Blora. Karena Blora sudah swasembada beras, sudah surplus,” tandasnya. (*)

Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat