Pemkab Pati Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan

Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko
Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Pemerintah Daerah (Pemda) Pati menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan. Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan bahwa penetapan status ini dilakukan selama 14 hari.

Ia pun berharap bencana kekeringan yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Pati ini dapat segera membaik.

”Masa tanggap darurat bencana kekeringan selama 14 hari kedepan. Semoga ini nanti berdampak baik,” jelasnya, Kamis (26/9/2024).

Whats-App-Image-2024-09-19-at-14-21-32

Apabila setelah 14 hari bencana kekeringan belum mereda, maka pihaknya akan memperpanjang status darurat ini sampai musim hujan datang.

“Bila nanti harus diperpanjang kami perpanjangan. Tapi kalau sudah hujan kita segera hentikan,” ungkapnya.

Penetapan status tanggap darurat kekeringan ini dilakukan, katanya, lantaran jumlah desa dan warga yang terdampak kekeringan semakin meluas.

Png-20230831-120408-0000

”Melihat perkembangan situasi yang ada mulai dari perairan untuk rumah tangga, pertanian dan dampak kebakaran. Itu cukup mengganggu karena laporan setiap pekan ada. dua hari sekali bahkan sehari beberapa ada kejadian kebakaran,” kata dia.

Ia menyebutkan berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati sebanyak 156.850 jiwa warga dari 47.098 keluarga mengalami kekeringan hingga krisis mendapatkan air bersih. Warga yang terdampak itu berada di 71 desa yang tersebar di 9 kecamatan.

“Kecamatan yang mengalami krisis air bersih tersebut yakni, Kecamatan Sukolilo, Kayen, Gabus, Jakenan, Jaken, Winong, Tambakromo, Batangan dan Pucakwangi,” ungkapnya.

Dalam hal ini, pihaknya akan melakukan langkah-langkah untuk menanggulangi krisis air bersih tersebut. Di antaranya, sejumlah dinas diminta ikut berperan agar kekeringan tidak semakin meluas.

”Kita juga bahas beberapa program. Bagaimana memenuhi sumur-sumur, sumber air bersih dan pola tanam yang baik agar tidak merugikan karena gagal panen. Kita coba bagaimana pemenuhan air bersih, mengatasi dampak kebakaran dengan agar bisa berumah tinggal kembali,” tutup dia. (*)

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps