Pemkot Semarang Minta BBWS Review Ulang Harga Tanah

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu/Foto: Alan Henry
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu/Foto: Alan Henry

Lingkar.co – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan, pemancangan sheet pile sudah mulai dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali- Juana, agar banjir dan rob di kawasan Semarang Utara bisa dientaskan.

Pembangunan Sheet Pile di kawasan Tambak Lorok dan Tanjung Emas sudah dilakukan. Meskipun masa kontrak dibulan April 2024, diharapkan proyek ini bisa rampung ahir tahun ini.

“Proyek pembangunan, saat ini masih berjalan dari sisi timur. Sebenarnya bisa dilakukan di dua sisi, timur dan barat namun ada yang belum selesai pembebasan lahannya,” ujarnya saat melihat pembangunan sheet pile Tambak Lorok, Kamis (16/3).

Mbak Ita sapaannya menjelaskan, terkait pembebasan lahan, pihaknya mengaku terus berproses. Bahkan saat ini sedang dilakukan review ulang terkait apresial harga tanah, yang dinilai warga masih rendah.

“Kita minta BBWS bisa melakukan review lagi terkait harga tanah yang akan dibebaskan, saat ini kan juga sedang berjalan pembebasan lahan untuk aktivasi rel kereta api,” pintanya.

Mbak Ita juga berharap masyarakat untuk mau melakukan negosiasi ulang terkait tanah yang dibebaskan. Dikarenakan pembangunan sheet pile ini, dilakukan sebagai upaya pengentasan banjir. Total kata dia, ada 29 bidang lahan yang belum terbebaskan.

“Dua sudah setuju, tinggal 27. Kita coba bernego lagi, dua minggu kedepan saya akan minta laporan progresnya sampai mana,” imbuhnya.

Menurutnya, jika bisa dikerjakan dua sisi yakni barat dan timur, maka pembangunan sheet pile akan lebih cepat. Untuk itu bagian barat ini, dibebaskan karena akan digunakan untuk akses jalan utama mobilitas proyek, material, dan alat berat lainnya.

“Seharusnya sejak masa kontrak tiga bulan ini proyek targetnya 10 persen, nah ini baru 1,5 persen. Kalau dua sisi bisa dikerjakan tentu akan lebih cepat,” pungkas Ita.

Rencananya lanjut Mbak Ita, dari keterangan kontraktor setiap hari akan dipasang 10 tiang pancang. Dari permukaan air tiang pancang ini akan disisakan setinggi 1,5 meter. Selain itu juga akan dipasang sheet pile setinggi 1,8 meter yang diharapkan bisa membendung air laut masuk.

Mbak Ita, juga berterimakasih kepada Anggota Komisi V DPR RI Mohammad Herviano, yang mau mendengar aspirasi warga Tambak Lorok. Selain itu juga Kementerian PUPR, dan BBWS yang memprioritaskan pembangunan sheet pile dan kolam retensi di Tambak Lorok.

“Harapan kami Desember bisa selesai, asal masyarakat mendukung. Nah nantinya kalau sudah jadi, akan dijadikan tempat wisata Kawasan Bahari Tambak Lorok,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Air BBWS Pemali Juana, Mustafa menambahkan, selain sheet pile, juga akan dibangun dua kolam retensi di Kawasan Tambak Lorok, yang juga dilengkapi dengan mesin pompa.

“Sheet pile itu kan pencegah air laut masuk, nah kolam retensinya untuk pementasan banjir,” tambahnya.

Adapun kolam retensi yang dibangun, akan memiliki luas 8,3 hektar dan 0,64 hektar. Masing-masing kolam retensi, lanjut, Mustafa aman memiliki tiga mesin pompa dengan kapasitas 500 liter per detik.

Sementara untuk teknis pembangunan, saat ini baru dilakukan sisi timur dengan panjang sekitar 670 meter. Sisi barat belum bisa dikerjakan lantaran terkendala pembebasan lahan permukiman yang jumlahnya 29 bidang.

“Pada dasarnya untuk pembangunan ini masyarakat setuju, tapi ada tidak cocok harga pembebasan lahannya. Kita desak Pemkot, bisa segera menyelesaikan. Target kami, jika sudah klir Desember ini proyek bisa selesai meskipun kontaknya sampai April 2024,” paparnya.