Lingkar.co – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk terus menekan angka penderita Thalassemia melalui edukasi dan deteksi dini.
Upaya ini dilakukan dengan tujuan untuk memutus mata rantai lahirnya penyandang Thalassemia Mayor baru di Jawa Barat.
Bekerja sama dengan Persatuan Orang Tua Penyandang Thalassemia Indonesia (POPTI) Jawa Barat, Pemprov Jabar akan menggelar skrining Thalassemia dengan melibatkan 1.500 relawan. Kegiatan ini akan dipusatkan di Kota Cirebon dalam waktu dekat.
Komitmen tersebut disampaikan saat audiensi POPTI Jabar dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan di Gedung Sate, Senin (28/4/2025).
“Saya mendukung penuh upaya pencegahan penyakit ini, salah satunya melalui kegiatan skrining bersama POPTI Jabar,” ujar Erwan usai audiensi.
Baca Juga: Festival Kuliner dan Industri 2025, Pemkot Bandung Dorong UMKM dan Ekonomi Kreatif
Menurut Erwan, skrining ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya Thalassemia, yang jarang diketahui orang.
Ia menekankan, prevalensi Thalassemia di Jabar dapat ditekan melalui deteksi dini yang dilakukan secara masif dan berkelanjutan.
“Kami akan lebih maksimal dalam melakukan pencegahan agar jumlah penderitanya terus berkurang,” katanya.
Data POPTI Jabar mencatat, pada tahun 2024 terdapat 13.406 penyandang Thalassemia di Indonesia, dengan 5.417 orang (40 persen) di antaranya berasal dari Jawa Barat.
Sementara itu, angka prevalensi Thalassemia di Jabar yang cukup tinggi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Kontribusi semua pihak dalam menurunkan prevelensi penyakit ini sangat dibutuhkan,” tegas Erwan.
Penyakit ini merupakan penyakit genetik serius yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.
Penyandang Thalassemia berisiko mengalami anemia berat, gangguan pertumbuhan, komplikasi organ, hingga penurunan kualitas hidup yang signifikan.
Tanpa penanganan yang memadai, penyakit Thalassemia ini dapat menyebabkan kematian dini kepada penderitanya.