Pemprov Jateng Apresiasi Inovasi Baznas Perkuat Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Zmart, Zcoffee dan BMM

Sekda Jateng, Sumarno saat peluncuran Zcoffee, Baznas Microfinane Masjid (BMM) dan pencanangan 1.300 Zmart wilayah Provinsi Jawa Tengah, di lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Kota Semarang, Sabtu (6/12/2025).
Sekda Jateng, Sumarno saat peluncuran Zcoffee, Baznas Microfinane Masjid (BMM) dan pencanangan 1.300 Zmart wilayah Provinsi Jawa Tengah, di lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Kota Semarang, Sabtu (6/12/2025). Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Sekretaris Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengapresiasi peluncuran Bantuan Pemberdayaan Ekonomi melalui Zmart, ZCoffee, dan Baznas Microfinance Masjid (BMM), untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Program inovasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI tersebut merupakan bentuk komitmen memperkuat pemberdayaan ekonomi umat dan transformasi mustahik menuju kemandirian.

“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sangat mengapresiasi program ini, terlebih program ini diarahkan untuk pemberdayaan dalam upaya mengentaskan kemiskinan,” kata Sekda yang hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, dalam peluncuran Zcoffee, Baznas Microfinane Masjid (BMM) dan pencanangan 1.300 Zmart wilayah Provinsi Jawa Tengah, di lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Kota Semarang, Sabtu (6/12/2025).

Melalui program ini, kata Sumarno, diharapkan para mustahik (penerima zakat) dapat memiliki penghasilan rutin. Sehingga bertransformasi menjadi muzakki (pemberi zakat). Hal tersebut sejalan dengan salah satu visi Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, yakni membangun ekosistem syariah di Provinsi Jawa Tengah.

Melalui kehadiran Zcoffee, Zmart dan BMM, ekosistem syariah akan lebih mudah terwujud. Sumarno mencontohkan, trend menikmati kopi yang saat ini merebak di semua kalangan, membuka peluang bagi terciptanya jaringan Zcoffee berkembang luas.

Sedangkan Zmart, akan membangun kepercayaan masyarakat, bahwa sistem retail tidak sekadar berorientasi kepada keuntungan. Adapun BMM, memberikan layanan pembiayaan yang melindungi umat dari riba.

“BMM yang bermitra dengan masjid ini menjadi solusi bagi umat agar terhindari dari rentenir dan pinjaman ilegal,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua BAZNAS RI Noor Ahmad mengatakan, tujuan dari ketiga program tersebut adalah pengentasan kemiskinan melalui ekonomi berkelanjutan. Program ini membutuhkan kolaborasi dengan masyarakat, pemerintah, mitra usaha, masjid, dan juga lembaga pendidikan.

“Pengelolaan zakat merupakan amanah dari umat. Zakat berasal dari harta yang suci, karena orang yang mengeluarkan zakat tujuannya adalah mensucikan harta. Semoga program ini menjadi energi baru dalam mempercepat penurunan kemiskinan di Jawa Tengah,” ujarnya.

Sejak diluncurkan pada 2022, Program ZCoffee telah hadir di 12 provinsi dan 30 kabupaten/kota, memberdayakan 130 mustahik. Di Jawa Tengah, terdapat 22 outlet ZCoffee, termasuk outlet strategis di kawasan MAJT.

Program BAZNAS Microfinance Masjid (BMM) telah bermitra dengan 183 masjid, menyalurkan Rp26,3 miliar, dan memberdayakan 9.090 mustahik. Di Semarang, program ini telah mendampingi 70 mustahik melalui skema qardhul hasan tanpa bunga, dan menjadi solusi bagi jamaah agar terhindar dari pinjaman tidak sehat.

BAZNAS RI menargetkan 1.300 Zmart melalui kolaborasi dengan BAZNAS Provinsi Jawa Tengah serta 26 BAZNAS Kabupaten/Kota. Sebanyak 780 unit didukung langsung oleh BAZNAS RI dengan total anggaran Rp6,24 miliar. Program ini telah melahirkan 459 muzaki baru di seluruh Indonesia, memperkuat jaringan Saudagar Zmart untuk naik kelas. (*)