Pendidikan di Jateng Masih Rendah, Gus Yasin Sebut 7.903 Kasus Perkawinan Anak

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menghadiri pengukuhan sang istri, Nawal Arafah Yasin sebagai Bunda Literasi. Foto: istimewa
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menghadiri pengukuhan sang istri, Nawal Arafah Yasin sebagai Bunda Literasi Foto: dokumentasi/istimewa

Lingkar.co – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen saat menghadiri pengukuhan sang istri, Nawal Arafah Yasin sebagai Bunda Literasi mengungkapkan pendidikan di Jateng masih rendah. Hal itu mengakibatkan banyak kasus perkawinan anak.

Ia pun menyoroti pentingnya perlindungan terhadap anak dan perempuan, terutama dalam menekan angka perkawinan usia anak yang masih cukup tinggi.

Gus Yasin, sapaan akrabnya, bahkan menyebut 7.903 kasus perkawinan anak, dengan rincian 1.281 laki-laki dan 6.622 perempuan. Stunting, juga sudah mengalami penurunan 3,6 persen menjadi 17,1 persen dari 20,7 persen.

Demikian pula dengan pendidikan, rerata sekolah masih belum beranjak pada angka 7-8 tahun, yang berarti rerata pendidikan masyarakat Jawa Tengah belum mencapai SMA. Bahkan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih cukup tinggi.

“Masih ada 7.903 kasus perkawinan anak. Sebanyak 1.821 di antaranya anak laki-laki, sisanya perempuan. Kalau menikahnya di usia anak, bagaimana perempuan ini nantinya bisa menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya?” ucapnya di gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, (21/4/2025).

Maka ia menegaskan perlunya langkah konkret untuk mendampingi para remaja agar tetap bisa mengakses pendidikan, meskipun mereka telah menikah di usia muda.

“Perlu terobosan. 7.903 ini harus kita kawal, jangan sampai mereka tidak mendapat pendidikan yang baik.”

Selain itu, ia bilang gerakan relawan paralegal yang dikukuhkan baru-baru ini juga akan diperkuat.

“Paralegal juga kita gerakkan lebih masif lagi. Bukan hanya di 35 kabupaten/kota, tapi juga didistribusikan ke kecamatan dan desa masing-masing,” tambahnya.

Menurut Gus Yasin, perempuan dan anak adalah masa depan bangsa. Dan pendidikan dimulai dari rumah, dari sosok ibu yang menjadi sekolah pertama bagi anak-anak.

Bunda Literasi dan Semangat Kartini

Terkait pengukuhan Ning Nawal sebagai Bunda Literasi, menurutnya, sosok Nawal memiliki latar belakang kuat dalam membumikan budaya membaca dan sangat tepat mengemban amanah ini.

“Saya kenal betul dengan Nawal Arafah. Sebelum menikah, saya diajak beliau ‘ayo kita baca Al-Qur’an sehari khatam’. Jadi beliau membangun rumah tangga dengan mengedepankan pendidikan dan membaca,” ungkapnya.