Lingkar.co – Dunia pendidikan di Kabupaten Kendal dihebohkan dengan munculnya nama seorang guru SMK swasta sebagai koordinator aksi demo penolakan keberadaan galian C di Desa Magangan, Kecamatan Ngampel, Kendal.
Informasi tersebut beredar luas di media sosial melalui pamflet digital, hingga memancing reaksi beragam dari publik.
Aksi demo direncanakan berlangsung pada 26 Juni 2025 di Gedung DPRD Kendal. Massa rencananya berkonvoi menggunakan sepeda motor dari Desa Magangan hingga Gedung DPRD sebagai bentuk protes.
Meski aksi dilakukan di luar jam kerja, banyak pihak mengecam keterlibatan Alisodikin sebagai koordinator demo karena posisinya sebagai guru aktif di SMK Harapan Mulya Brangsong Kendal.
Kepala SMK Harapan Mulya, Rikha Imaniarti, menegaskan bahwa Alisodikin tetap berstatus sebagai guru aktif. Menurutnya, selama kegiatan berlangsung di luar jam sekolah dan sebagai warga negara biasa, pihak sekolah tidak melarang.
“Yang bersangkutan memang aktif sebagai guru SMK Harapan Mulya. Asal kegiatannya dilakukan di luar jam sekolah, kami tidak mempermasalahkan. Tapi saya sudah menasihati dan menegur agar jangan membawa nama sekolah dalam aksi demo tersebut,” ujar Rikha.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Kendal, Alfebian Yolando, menilai keterlibatan seorang guru dalam aksi protes tetaplah kurang etis.
“Meskipun dia melakukannya sebagai warga negara, statusnya sebagai guru SMK Harapan Mulya tetap melekat. Semestinya dia mendapatkan teguran dari pimpinan, dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,” tegasnya.
Pihak sekolah menegaskan bahwa aksi demo ini adalah urusan pribadi Alisodikin sebagai masyarakat dan bukan sebagai perwakilan SMK Harapan Mulya. Namun, kejadian ini tetap menjadi sorotan dan menimbulkan kegelisahan di lingkungan pendidikan Kendal. ***