Site icon Lingkar.co

Pengaduan Kebutuhan Oksigen RS Bisa Lewat WA

Nomor pengaduan Kebutuhan Oksigen bagi yang membutuhkan. Dok. Humas Pemprov Jateng/Lingkar.co

Nomor pengaduan Kebutuhan Oksigen bagi yang membutuhkan. Dok. Humas Pemprov Jateng/Lingkar.co

SEMARANG, Lingkar.co – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyiapkan aplikasi Jateng Oxygen Stock System (JOSS), untuk memudahkan pemantauan kebutuhan oksigen sehingga lebih mudah menindaklanjutinya.

Aplikasi JOSS akan dioptimalkan untuk memantau ketersediaan oksigen rumah sakit di Jateng. Salah satunya, layanan pengaduan kebutuhan oksigen medis untuk rumah sakit melalui nomor aplikasi WhatsApp 0812-2803-8285 (Only Chat).

“Maka Jateng Oksigen Stock Sistem atau JOSS itu kita mau optimalkan, dan kita mau bagikan ada personelnya, sehingga nanti tidak semua lapor (kebutuhan oksigen) sendiri-sendiri,” kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Minggu (11/7/2021).

Ganjar mengatakan, setiap rumah sakit harus memiliki PIC khusus oksigen, yang wajib dan disiplin mengisi serta melaporkan ketersediaan oksigen melalui aplikasi JOSS. Sehingga pihaknya bisa mendeteksi data kondisi oksigennya.

“Sistemnya belum sempurna banget, tapi saya minta ada sistem yang real time gitu. Sehingga, kalau bisa menunjukkan gambar (grafik) ketersediaannya, kondisinya. Kalau nanti penuh ya naik, (kurang) ini (grafiknya) turun, dan kita bisa lihat dengan indikator itu. Tentu (distribusinya) itu akan baik,” papar Ganjar.

Untuk itu, lanjut Ganjar, pihaknya akan melakukan penguatan tim Satgas Oksigen. Sehingga pengawasan laporan dan distribusinya terpantau dengan baik serta tepat sasaran.

“Maka saya minta dilakukan penguatan tim Satgas Oksigen. Sehingga nanti kalau ada orang lapor, saya pingin checking-nya itu sampai deliver, kalau yang sulit ya betul-betul sulit,” ujarnya.

SOLUSI MENANGANI KURANGNYA OKSIGEN MASIH MINJAM RS TERDEKAT

Hingga hari Minggu kemarin, solusi dalam menangani masalah kebutuhan oksigen medis adalah dengan meminjamkan stok tabung oksigen rumah sakit terdekat.

“Ya darurat seperti itu. Sampai menunggu betul-betul isotank-isotank yang datang itu sesuai dengan waktu, tempatnya. Terus suplai dari oksigennya mulai stabil, baru kita akan normal,” katanya.

Masalah ketersediaan oksigen ini juga bergantung pada penambahan kasus. Ganjar mengatakan, dari hasil genome sequence yang terbaru, beberapa kasus terkonfirmasi di daerahnya merupakan varian delta.

“Cuma (stok oksigen) ini juga akan bergantung pada sedikit banyaknya penambahan kasus, dan hasil genome test kita rata-rata ternyata memang delta. Jadi artinya ini bahaya agar masyarakat siaga,” ujarnya. *

Penulis : M. Rain Daling
Editor : M. Rain Daling

Exit mobile version