Site icon Lingkar.co

Pengamat UIN Walisongo Ulas Strategi Agustina-Iswar Vs Yoyok-Joss, Berebut Suara Masyarakat di Pilwalkot Semarang

Ilustrasi analisa politik Nur Syamsudin pada Pilwalkot Semarang. Foto: lingkar.co

Lingkar.co – Pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Semarang 2024 terdapat dua poros kontestan. Pertama PDI Perjuangan melawan Koalisi ‘Gemuk’. Nomor 01 Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin (Agustina-Iswar) versus Alamsyah Satyanegara (AS) Sukawijaya atau Yoyok Sukawi dan Joko Santoso (Yoyok-Joss) yang berebut suara masyarakat untuk menang pada pemilihan yang akan berlangsung pada 27 November 2024 nanti.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Nur Syamsudin saat dikonfirmasi oleh Lingkar.co mengulas strategi pemenangan kedua pasangan calon.

Menurut Nur Syam, sapaan akrab Nur Syamsudin, Agustina-Iswar yang diusung oleh partai pemenang dalam beberapa pemilu dan tiga kali Pilwalkot Semarang, yakni PDIP menitikberatkan kampanyenya pada kelanjutan program-program petahana. “Paslon ini fokus pada penguatan layanan publik, infrastruktur, dan kesejahteraan warga,” katanya, Jum’at (11/10/2014).

Peneliti C-Polsis ini melanjutkan, Agustina yang menggandeng Iswar Aminudin yang berpengalaman sebagai Sekda Kota Semarang berupaya memanfaatkan rekam jejak dalam pemerintahan untuk menawarkan stabilitas dan kesinambungan kebijakan.

“Pendekatan ini menarik bagi segmen pemilih yang menginginkan kelanjutan dari kebijakan yang sudah ada,” ujarnya.

Ia melanjutkan, Agustina juga memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan kehadirannya di kalangan pemilih muda, meskipun basis kekuatan utama mereka berada pada jaringan pemilih PDIP yang setia dan jaringan birokrasi di Semarang. “Agustina juga memiliki keunggulan karena pernah menjadi anggota DPR RI dan pengalaman panjang di politik lokal serta nasional​,” paparnya.

Berbeda dengan Agustina-Iswar, pasangan Yoyok-Joss yang didukung oleh koalisi besar yang terdiri dari tujuh belas partai politik berusaha menawarkan narasi perubahan dengan pendekatan yang lebih populis dan berfokus pada reformasi birokrasi serta peningkatan ekonomi kreatif di Semarang.

Pilwalkot Semarang antara Yoyok-Joss Vs Agustus-Iswar. Ilustrasi: Lingkar.co

“Pasangan ini menarik bagi pemilih yang merasa bahwa kota Semarang membutuhkan perubahan yang lebih signifikan dan tidak hanya melanjutkan kebijakan petahana,” urainya.

“Mereka gencar menggunakan media sosial dan kampanye digital untuk menjangkau pemilih muda serta menggulirkan isu-isu penting seperti pemberdayaan ekonomi lokal dan inovasi digital di sektor pelayanan publik. Koalisi besar yang mendukung mereka memberi akses yang luas untuk menarik berbagai segmen pemilih dari beragam latar belakang​,” sambungnya.

Nur Syam berpendapat bahwa pasangan Agustina-Iswar secara garis besar menggunakan pendekatan stabilitas dan kesinambungan, memanfaatkan pengalaman birokrasi dan dukungan dari partai dominan seperti PDIP. Sedangkan Yoyok-Joss menonjolkan perubahan dan inovasi dengan koalisi partai yang besar serta kampanye yang lebih menyasar pemilih muda dan pemilih yang menginginkan pembaruan dalam pemerintahan.

“Masing-masing pasangan membawa program-program yang berbeda sesuai dengan segmentasi pemilih yang mereka sasar. Kekuatan utama Agustina-Iswar ada pada kesinambungan birokrasi yang stabil, sedangkan Yoyok-Joko lebih fokus pada transformasi dan inovasi yang menawarkan pembaruan bagi kota Semarang​,” terangnya.

Ia menyebut tantangan utama bagi Agustina-Iswar adalah apakah pendekatan keberlanjutan akan cukup untuk melawan dorongan kuat dari narasi perubahan yang ditawarkan oleh lawan. Sementara Yoyok-Joss menghadapi tantangan dalam memastikan pesan reformasi mereka dapat diterima di kalangan pemilih yang lebih konservatif dan loyal terhadap PDIP. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Exit mobile version