Lingkar.co – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang Dr. dr. Awal Prasetyo, M.Kes., Sp.THT-KL mengajak warga dalam menyikapi perubahan iklim dengan aksi nyata menjaga lingkungan hidup yang hijau, bersih dan sehat.
“Perhatian kita untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim harus menjadi aksi nyata dalam kegiatan kemanusiaan kita,” kata Awal dalam jumpa pers seusai penutupan kegiatan Bulan Kemanusiaan tahun 2024 di Gedung Moh. Ihsan Lt. 8, Balai Kota Semarang, Sabtu (21/9/2024) pagi.
Karena, lanjut Awal menerangkan, kondisi lingkungan berpengaruh besar terhadap harkat dan martabat kehidupan manusia
Ia lantas mengungkapkan bahwa PMI Kota Semarang memiliki strategi dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup
“Tadi diawali dengan penggalan bait lagu Forever Young, itu mencerminkan kuta sebagai manusia itu ingin selalu hidup dengan semangat muda,” ujarnya.
Menurutnya, keinginan manusia untuk hidup harus ditopang oleh lingkungan yang baik dan memenuhi kebutuhan hidup manusia (oksigen dan udara yang bersih). Oleh karena itu, pemberdayaan generasi muda sebagai corong kemanusiaan generasi hijau. “Supaya mereka dengan gencar menyampaikan isu-isu lingkungan,” jelasnya.
Sebagai informasi, PMI Kota Semarang telah melaksanakan Bulan Dana dengan konsep dan brand Bulan Kemanusiaan. Pada tahun ini, bulan dana PMI Kota Semarang yang dilaksanakan sejak 1 Mei hingga 31 Agustus 2024 mencapai Rp 3.263.552.610. “Itu kami kumpulkan dari Mei, Juni, Juli, Agustus. Kurang lebih sama hasilnya dengan tahun lalu,” ungkapnya.
Menjawab pernyataan tentang target perolehan dana, Awal mengaku yang utama bukan nominal angka bantuan yang masuk. Melainkan kesadaran masyarakat selalu menggelorakan semangat kemanusiaan dan dibibitkan kepada generasi muda.
ia tekankan pada tahun 2024 ini, Bulan Dana PMI atau Bulan Kemanusiaan PMI Kota Semarang mengangkat isu kepedulian terhadap lingkungan hijau. Dengan demikian keberhasilan Bulan Kemanusiaan sejalan dengan keberhasilan isu kemanusiaan itu berjalan efektif di masyarakat.
“Mestinya masyarakat bisa bisa bersama PMI memperluas perhatian terhadap isu lingkungan hidup itu dengan membatasi penggunaan plastik, tidak membuang sampah sembarangan dan mohon maaf memaku-maku pohon,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Muhammad Abdul Hakam yang hadir mewakili Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup yang mendukung program ketahanan pangan.
Ia pun mengingatkan program makan siang yang akan dilaksanakan pada 2025 oleh pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. “Kalau sebuah kabupaten/kita tidak siap dengan ketahanan pangannya, maka semua produk atau uang uang dibelanjakan itu akan diimport bahannya,” ujarnya.
Demikian pula sebaliknya, Hakam menyampaikan dampak positif kekuatan program ketahanan pangan dalam mendukung program makan siang sekaligus program peningkatan perekonomian masyarakat.
“Kalau semua siap dengan urban farming-nya, ketahanan pangannya. Maka kita bisa melawan perubahan iklim ini dengan bagus, dan ekonomi sirkulernya juga menjadikan masyarakat menjadi lebih sejahtera,” urainya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat