SEMARANG, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Peringatan Hari Waisak 2565 BE di Vihara Tanah Putih Semarang berlangsung dengan sederhana, Rabu (26/5).
Ibadah di vihara hanya di hadiri 50 umat dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk mendukung upaya Pemerintah dalam menekan angka penyebaran Covid-19.
“Kami menganjurkan kepada para umat untuk mengikuti kegiatan Waisak yang tidak bisa datang ke vihara karena terbatas untuk virtual di rumah masing-masing mengingat saat ini masih pandemi,” ujar Bhikkhu Cattamano Mahathera, Ketua Vihara Tanah Putih, pada Rabu (26/5).
Baca juga:
Tekan Angka Covid-19, Akses Masuk Kudus Diperketat
Bhikkhu Cattamano Mahathera menjelaskan tema pada tahun ini adalah cinta kasih membangun gelora bangsa.
Pihaknya bercerita, tema tersebut di usung lantaran sudah seharusnya di tengah masa pandemi ini saling tolong-menolong. Ia mengatakan semua kesulitan persolan masalah selesaikan secara bersama-sama.
“Saya mengajak kepada seluruh umat, mari kita lebih mawas diri kemudian mengembangkan sifat-sifat luhur untuk menjaga keluhuran bangsa, dan kita hidup saling rukun,” jelasnya.
Baca juga:
Cakupan Pemberlakukan PPKM Mikro hingga 31 Mei 2021 Berlaku Jika Syarat Ini Terpenuhi
Bhikkhu Cattamano Mahathera berharap berkah Waisak bisa membawa umat manusia untuk meneladani sifat-sifat yang luhur.
“Seperti cinta kasih, kasih sayang yang dijarkan oleh sang Budha adalah secara universal kepada siapapun,” terangnya.
“Sifat ini harus kita kembangkan baik melalui pikiran dan ucapan. Musuh yang terbesar ada dalam diri kita sendiri.” imbuhnya.
Ada yang istimewa dari peringatan Hari Waisak di tahun ini. Pasalnya peringatan tahun ini bertepatan dengan gerhana bulan.
Bhikkhu Cattamano Mahathera mengatakan hal tersebut merupakan suatu peristiwa yang langka, yang mana untuk mendapati momen seperti ini membutuhkan waktu beberapa puluh tahun lagi.
“Mungkin gerhana bulan sering, tapi gerhana bulan bertepatan Waisak sangat jarang. Terakhir gerhana bulan dengan Waisak terjadi pada tanggal 16 Mei 2003.” pungkasnya. (nda/luh)