Ia mengaku seminar nasional ini semula hanya bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan para pengelola layanan darah melalui perbaikan dalam mencatat riwayat kesehatan pendonor. “Kita selama kan tidak punya record base data itu,” bebernya.

“Tapi tadi ada harapan lebih dari Ketua PMI Jawa Tengah, Pak Sarwa Pramana untuk menghasilkan catatan akademik yang bisa dijadikan rekomendasi terhadap layanan darah, khususnya di PMI bisa menjamin kualitas pendonor darah yang lebih bermanfaat bagi pasien,” pungkasnya.
Sementara Ketua panitia seminar, Salma Nadiyah menerangkan bahwa kegiatan tersebut bertujuan memberikan sosialisasi tentang darah yang berkualitas tidak hanya melalui proses pengambilan darah sampai siap konsumsi. Namun lebih dari itu juga dimulai dari screening kesehatan pendonor.
“Tidak hanya dari prosesnya saja, tapi dari awal (pendonor) sudah dipersiapkan. Dengan demikian bsa menghasilkan sebuah sistem yang lebih baik untuk menghasilkan kualitas donor yang lebih optimal” ujarnya
Ia menerangkan, perhatian dalam mendapatkan darah sejauh ini hanya dengan melakukan screening secara umum terhadap pendonor. Dengan seminar nasional ini diharapkan persoalan psikologis, genetik bisa menjadi database untuk seleksi selanjutnya. “Sehingga harapannya itu benar-benar menghasilkan kualitas terbaik dari proses donor darah,” terangnya.
Selain itu, seminar nasional juga bertujuan untuk melakukan sosialisasi tentang Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin melanjutkan belajar tentang kesehatan di bidang darah.
Penulis Ahmad Rifqi Hidayat