Pertemuan Prabowo-Jokowi Dinilai Bermuatan Politis, Bahas Pilkada?

Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Joko Widodo di Solo, Minggu (3/11/2024). Foto: Istimewa.
Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Joko Widodo di Solo, Minggu (3/11/2024). Foto: Istimewa.

Lingkar.co – Presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo menggelar pertemuan di Solo, Jawa Tengah pada Minggu (3/11/2024). Kunjungan Prabowo ke kediaman pribadi Jokowi itu dilakukan usai mantan Menteri Pertahanan RI itu melakukan kunjungan kerja ke Merauke, Papua pada Minggu siang.

Menurut Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio, ada pembahasan strategi-strategi politik dalam pertemuan tersebut.

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI itu mengatakan pertemuan antara Prabowo dan Jokowi terjadi saat momen Pilkada 2024. Selain itu, akhir-akhir ini juga ada beberapa isu yang tengah hangat diperbincangkan, seperti kabinet dan kasus korupsi.

“Mungkin bisa saja bahas pilkada, bahas kabinet, atau mungkin juga ngobrol soal Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) yang baru saja dibentuk,” kata Hendri, dikutip dari Antara, Senin (4/11/2024).

Maka dari itu, dia menilai kesempatan tersebut bukanlah pertemuan biasa antara kedua tokoh bangsa, melainkan merupakan pertemuan yang menunjukkan adanya hubungan dinamis antara kedua tokoh tersebut.

Dia pun tak memungkiri jika banyak masyarakat yang menilai bahwa Prabowo seperti masih berada di bawah bayang-bayang Jokowi karena pertemuan tersebut.

Namun, ia meyakini bahwa Prabowo adalah pemimpin yang berdaulat tanpa dipengaruhi pemimpin-pemimpin sebelumnya. 

“Saya masih memberikan kesempatan kepada Pak Prabowo untuk terus menjalankan kabinetnya, pemerintahannya sampai 100 hari ke depan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Istana Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan bahwa momen Presiden Prabowo Subianto menemui Presiden Ke-7 RI Joko Widodo di Solo adalah bertemunya dua sahabat.

“Khusus untuk di Solo ini adalah pertemuan dua sahabat saja. Ya, pertemuan dua besti lah kita bisa bilang seperti itu,” kata Hasan.

Hasan pun menegaskan bahwa karena datang menemui sebagai teman, Presiden tidak menggunakan mobil kenegaraan dengan plat nomor RI-1 atau mobil Maung putih yang biasa digunakan sebagai Kepala Negara.

“Tidak menggunakan embel-embel mobil kenegaraan. Datang sebagai sahabat ingin mengunjungi sahabat beliau, Presiden Ketujuh Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo,” kata Hasan. (*)