Lingkar.co – Dibalik keberhasilan program Pemkot Semarang, namun masih menyisakan pekerjaan rumah (PR) bagi para pemimpin ibu kota Jawa Tengah. Satu hal yang perhatian ialah petani di Desa Wisata Kandri amat terbebani tingginya nilai pajak bumi dan bangunan (PBB).
Hal itu terungkap salah satunya ketik Calon Wakil Wali Kota Semarang, Joko Santoso mengunjungi Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunungpati, Rabu (9/10/2024) sore. Joko keliling kampung hingga perkebunan dan peternakan bersama warga sekit
Kedatangan Joko disambut oleh Sekretaris Pokdarwis Desa Wisata Kandri, Masduki dan masyarakatnya. Bersama warga, Joko sempat berdiskusi menggali informasi dan sejumlah permasalahan yang selama ini dirasakan warga.
Selain belanja masalah, Joko juga mendapatkan beberapa masukan dari warga Desa Wisata Kandri yang menjadi Pemenang Lomba Kampung Kreatif 2024.
Di antaranya Badan Amil Zakat dan Sedekah Kampung (Bazkam), Bang Abdi (Alat Bantu Disabilitas), Ahmad Juari (Amal sedekah di hari Jumat sebesar dua ribu rupiah) yang seluruhnya diterapkan di tiap RW Kelurahan Kandri.
Selepas diskusi, Joko bersama warga menuaikan ibadah Salat Ashar berjamaah di musala setempat. Seusai itu politikus Partai Gerindra ini keliling kebun dan peternakan yang dikelola oleh masyarakat.
“Hari ini saya mengunjungi Desa Wisata Kandri yang menjadi juara Kampung Hebat kategori kampung kreatif dan inovatif. Ternyata ketika saya datang ke sini luar biasa, mulai organisasi, manajemen, masyarakatnya,” katanya di sela blusukan.
Menurut mantan ketua DPD KNPI Kota Semarang ini, semua yang ada di Desa Wisata Kandri sesuai dengan program Yoyok-Joss Bocahe Dewe. Di antaranya maju, bermartabat, berkelanjutan, dan kolaboratif.
“Maju karena warganya kreatif, dan inovatif, lalu bermartabat bisa hidup mandiri,” katanya.
Joko mengunjungi kebun Pepaya Hawaii, Pepaya Thailand, dan Pepaya California. Sambil ngobrol dengan pemilik kebun, Joko dipersilakan memetik sekaligus mencicipi buah berkelas premium itu.
Dia juga sempat melihat proses budi daya maggot hingga berjalannya pembuatan pupuk organik yang dilakukan mandiri oleh masyarakat Desa Wisata Kandri.
Tak berhenti di situ, mantan Legislator Kota Semarang ini juga mengunjungi Kandang Kambing, dan Sapi. Di sana, Joko juga meminum hasil susu kambing yang telah memiliki pasar tetap.
“Ketika jalan-jalan, saya tertarik dengan program edu wisata, tiap hari ada pengunjung yang datang. Rata-rata anak sekolah ya biar mereka tahu apa yang dimakan di meja makan itu cara menanam dan memanennya seperti ini,” ujarnya.
Ke depan, pasangan Calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi ini akan menetapkan kelurahan-kelurahan yang masih memiliki lahan luas dapat mengaplikasikan yang telah dilakukan oleh Desa Wisata Kandri.
“Kandri sangat banyak kegiatan yang sesuai dengan tagline, yaitu “Kandri Aja Nganti Sepi”. Ini bisa dibuat percontohan bahwa Kandri jadi desa maju dan mandiri,” kata Sekretaris Pokdarwis Desa Wisata Kandri, Masduki.
Masduki menegaskan, bahwa Desa Wisata Kandri punya kalender kebudayaan tahunan. Tiap tahunnya terdapat enam acara kesenian dan kebudayaan. Terdekat, di Desa Wisata Kandri akan berlangsung Festival Rai Dluwang yang rencananya akan digelar pada 17 Oktober mendatang.
Di sisi lain, program edu wisata juga terus berlangsung hingga sekarang. Bahkan, dirinya menyebut Desa Wisata Kandri selalu memiliki ide-ide baru. Termasuk terbuka dengan saran pengembangan menjadi lebih baik lagi.
“Alhamdulillah Desa Wisata Kandri banyak menerima studi tiru. Jadi semoga ini bisa menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di Kota Semarang,” ujar Masduki. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps