Berita  

PMI Jateng Adakan Pelatihan Petugas Bank Darah

Para fasilitator pelatih bersama Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana saat mengalungkan kartu tanda peserta dan memberikan ucapan selamat sebagai tanda pelatihan secara resmi dimulai/LINGKAR.CO/Ahmad Rifqi Hidayat
Para fasilitator pelatih bersama Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana saat mengalungkan kartu tanda peserta dan memberikan ucapan selamat sebagai tanda pelatihan secara resmi dimulai/LINGKAR.CO/Ahmad Rifqi Hidayat

SEMARANG, Lingkar.co – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana mengatakan pelatihan bagi petugas teknis Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah untuk menjaga kualitas dan higienitas darah agar layak dikonsumsi (transfusi).

“Pelatihan petugas teknis bank darah ini bertujuan menjaga kualitas darah, kebersihan dan juga higienitas darah,” katanya di Semarang, Selasa (7/6/2022) pagi.

Baca Juga :
Penerimaan Sampah TPA Temurejo Meningkat, Bukti Masyarakat Blora Peduli Kebersihan

Sarwa juga menekankan pelatihan tersebut bakal menghasilkan petugas yang memenuhi standart yang di tentukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PMI.

“Perform, kualitas, pelayanan, cara berkomunikasi. Ini kan menjadi penting supaya pendonornya jadi semangat,” jelasnya.

Dia menyebutkan, senyum, sapa, dan pelayanan yang ramah serta mempersilahkan istirahat untuk pemulihan pasca donor darah.

“Setelah di ambil darahnya terus di kasih ruang transit untuk pemulihan staminanya. Di kasih souvenir dan sebagainya. Ini kan suatu bentuk penghargaan. Karena para pendonor datang dengan sukarela dengan tujuan bisa menyelamatkan nyawa orang,” jelasnya.

Sebagai informasi, BDRS merupakan agenda pelatihan tahunan LSP PMI Jawa Tengah. Pada tahun ini merupakan angkatan ke 23 yang berlangsung sampai 10 Juni 2022.

Fasilitator dari Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat, Sri Hartati mengatakan pelatihan tersebut sempat terhenti karena pelatihan tidak bisa digelar secara online di masa pandemic.  

“Karena memang pelatihan ini harus di lakukan secara langsung, harus praktik (pendampingan) secara langsung, tidak bisa secara online,” terangnya.

Dokter Putri, sapaan akrabnya, berharap peserta dapat mengasah kembali dan memperbarui kemampuan dalam pelatihan BDRS.

Sehingga, sambung dia, pelayanan berbasis kualitas dan mutu dapat tercapai.

“Kalau di pelayanan darah itu sudah ada kompetensi khusus yaitu teknisi pelayanan darah (TPD). Tetapi TPD ini sangat terbatas lulusannya.  Karena di seluruh Indonesia kalau tidak salah baru ada 11 atau 12 baru ada institusi (pendidikan) yang meluluskan,” bebernya.

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat