PMI Kota Semarang Gelar Lokakarya Pembina PMR

Danang Baskoro Adhi saat memaparkan materi dalam Lokakarya Pembina dan Pembelajaran PMR di Polbitrada Semarang. Foto: dokumentasi
Danang Bhaskoro Adhi saat memaparkan materi dalam Lokakarya Pembina dan Pembelajaran PMR di Polbitrada Semarang. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang menggelar Lokakarya Pembina dan Pembelajaran PMR di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada), Sambirot, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan diikuti 65 peserta dari unsur pembina dan fasilitator (pelatih) Palang Merah Remaja (PMR) dari Tingkat Mula, Madya maupun Wira di Kota Semarang.

Ketua Bidang Anggota dan Relawan PMI Kota Semarang Wiwit Rijanto, S.H., M.H dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa kegiatan Lokakarya Pembina dan Pembelajaran PMR untuk Pembina dan Fasilitator kota Semarang bertujuan untuk melakukan standarisasi kegiatan, mulai dari perekrutan, kurikulum, pelatihan hingga kegiatan PMR pada saat di lapangan.

“Selama ini masing-masing unit PMR melakukan kegiatan perekrutan dan pelatihan, masih ada beberapa sekolah dengan mekanisme perekrutan dan materi pelatihan yang berbeda sehingg perlu dibuat standar agar PMR Kota Semarang bisa maju bersama,” ungkap Wiwit dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/7/2025).

Ia menambahkan bahwa para peserta tak hanya diberikan teori saja, tetapi para peserta juga diminta untuk membentuk kelompok dan berdiskusi sesuai dengan jenjang PMR serta praktik dalam membuat dan menyampaikan metode dalam memberikan pelatihan.

Senada, Danang Bhaskoro Adhi saat memimpin sesi monitoring dan evaluasi (Monev) mengingatkan tentang kurikulum dan pedoman manajemen PMR. Ia katakan relawan PMI yang berbasis di sekolah memiliki siklus rekrutmen dari pelatihan, Tribhakti PMR, dan penghargaan.

“Melalui monitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran serta pelatihan PMR, kami dapat memastikan bahwa setiap anggota PMR mendapatkan pembinaan secara berjenjang dari tingkat Mula, Madya, hingga Wira, sesuai dengan kurikulum di tiap tingkatan,” ujarnya.

Menurut dia, sebagai bagian dari proses pendidikan karakter, kegiatan PMR bukan hanya berfokus pada keterampilan pertolongan pertama dan kesiapsiagaan bencana, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian, tanggung jawab sosial, kerja sama tim, dan disiplin. “Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya sistematis untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berjiwa sosial tinggi dan berkarakter kuat,” jelasnya.

Sebagai informasi, dalam lokakarya tersebut, Wiwit juga menyampaikan materi Kepalangmerahan, sementara materi manajemen PMR dan siklus pembinaan PMR disampaikan oleh koordinator pelatih Saiful Hadi MKom.

Adapun materi kurikulum, pengakuan dan penghargaan disampaikan oleh Bambang Kristiyono. Sementara materi monitoring dan evaluasi serta rencana tindak lanjut disampaikan oleh Danang Bhaskoro Adi. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat