Positif Covid-19, Tenang dan Jangan Panik

ILUSTRASI: Gambaran persebaran virus Covid-19. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)
ILUSTRASI: Gambaran persebaran virus Covid-19. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

SEMARANG, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Melonjaknya angka persebaran Covid-19, membuat masyarakat panik. Padahal imun sangat penting bagi sesorang agar tubuh tidak terpapar virus.

Sri Widyawati, Dosen Psikologi Universitas Semarang menceritakan pengalaman ketika ia terkonfirmasi positif Covid-19.

Pihaknya menekankan kepada seseorang yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah tetap tenang dan berusaha untuk menerima keadaan yang sedang terjadi terlebih dahulu.

Hal ini agar yang bersangkutan mampu untuk melewati pemecahan dalam diri, dengan terhindar dari rasa takut dan panik.

Baca juga:
Catat! Paket Obat Terapi Covid-19 Isoman Gratis

“Pasien jangan memikirkan hal-hal yang buruk, usahakan harus bisa menerima dulu. Pikirannya lebih ke positif dan memikirkan langkah selanjutnya untuk mengatasinya,” ujar Sri, Kamis (15/7/2021).

Langkah kedua, lanjutnya, ikuti petunjuk dari pihak yang berkompeten di bidang kesehatan. Percayakan pelayanan yang petugas medis berikan sesuai prosedur yang ada.

Png-20230831-120408-0000

Kemudian kiat yang tak kalah penting menurut dosen psikologi Unnes tersebut yakni, mengupayakan berpikir positif dan hati gembira.

“Pertama senyum dulu walaupun sedang sendiri, dengan otot wajah yang tertarik insyaallah reaksi psikologis mengikuti. Kalau bisa sampai ketawa, mungkin bisa terrangsang dengan menonton film-film komedi,” jelasnya.

Baca juga:
Wali Kota Surabaya Siapkan RS Darurat di Tiap Kelurahan

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang M Abdul Hakam juga mengungkapkan hal yang senada beberapa waktu yang lalu.

Pihaknya mengatakan hingga saat ini belum ada obat untuk Covid-19. Namun dengan merasa bahagia dan tidak panik bila terpapar, seseorang bisa melawan virus tersebut.

Hakam menambahkan Konsumsi suplemen atau vitamin tambahan mampu mendukung meningkatkan imun tubuh.

“Kita harus buat masyarakat tenang dan tidak panik. Misalnya kita butuh konselor dan psikolog agar tenang atau relawan-relawan yang bisa memberikan informasi yang tepat di media sosial,” pungkas Hakam.

Penulis: Dinda Rahmasari

Editor: Galuh Sekar Kinanthi

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *