Rais NU Jateng dan FKDT Tolak Full Day School

Doa bersama acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung DPW FKDT Jawa Tengah di Nyatnyono Kec Ungaran Barat Kab Semarang, Jawa Tengah. Foto: dokumentasi
Doa bersama acara peletakan Batu Pertama pembangunan gedung DPW FKDT Jawa Tengah di Nyatnyono Kec Ungaran Barat Kab Semarang, Jawa Tengah. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Isu full day school kembali bergulir di Jawa Tengah, meski beberapa tahun yang lalu sebagian besar ormas keagamaan menolak, termasuk Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.

Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh meminta kepada DPW FKDT Jawa Tengah untuk bergerak bersama menolak full day school di Jawa Tengah.

Hal tersebut didasari dalam rangka memperkuat eksistensi MDT (Madrasah Diniyah Takmiliyah) yang pembelajarannya dilaksanakan pada sore hari.

“Saya minta FKDT Jawa Tengah untuk bergerak bersama memperkuat MDT dengan menolak kebijakan full day school. Karena di beberapa daerah full day school memberangus pendidikan MDT yang dilaksanakan pada sore hari. Anak anak sudah capek pulang dari sekolah formal, sehingga akhirnya tidak masuk belajar di Madrasah Diniyah. Oleh karena itu FKDT yang menaungi MDT di Jawa Tengah sangat diharapkan agar menginstruksikan kepada seluruh DPC FKDT Kab/Kota se Jawa Tengah untuk menolak full day school,” kata Kiai Ubaid, sapaan akrab KH Ubaidillah Shodaqoh dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/6/2025).

Ia menyatakan hal itu kepada jajaran DPW FKDT Jawa Tengah sesaat sebelum berdoa dalam acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung DPW FKDT Jawa Tengah di Nyatnyono Kec Ungaran Barat Kab Semarang, Jawa Tengah pada Ahad 15 Juni 2025 kemarin.

Pembina FKDT Jateng ini melanjutkan, Madrasah Diniyah memilki akar sejarah yang panjang dan berkontribusi besar kepada Republik Indonesia.

Tentu hal ini harus kita pertahankan dan perkuat bersama, jangan sampai tergerus oleh hadirnya full day school.

Hadirnya MDT di tengah-tengah masyarakat sangat penting dalam rangka menjaga akhlakul karimah dan karakter anak bangsa. Sungguh sangat berbeda suatu desa yang memilki Madin dengan desa yang tidak memiliki Madrasah Diniyah.

Baca juga: Capai 44,26 Persen, Konstruksi Tol Semarang-Demak Seksi Kaligawe–Sayung Sebentar Lagi Nyambung

Memperkuat apa yang disampaikan oleh Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, Ketua Umum DPP FKDT,KH Lukman Hakim mengatakan bahwa dirinya menjadi bagian dari orator yang menolak program tersebut.

Penolakan itu dibutuhkan kekuatan bersama sekaligus pendekatan kekuasaan. Selaku Wakil Sekretaris Jenderal PBNU dirinya akan menyampaikan kepada pengurus PBNU akan melakukan komunikasi dengan Presiden RI, Prabowo Subianto.