Refleksi HUT ke-80 RI, IKA PMII Jateng Bedah Buku Menyalakan Api Perlawanan Masterpiece Perjuangan Ulama Jawa Tengah Melawan Penjajah

Suasana bedah buku berjudul Menyalakan Api Perlawanan Masterpiece Perjuangan Ulama Jawa Tengah Melawan Penjajah yang dilakukan IKA PMII Jateng di Wisma Perdamaian Semarang, Jum'at (22/8/2025). Foto: dokumentasi
Suasana bedah buku berjudul Menyalakan Api Perlawanan Masterpiece Perjuangan Ulama Jawa Tengah Melawan Penjajah yang dilakukan IKA PMII Jateng di Wisma Perdamaian Semarang, Jum'at (22/8/2025). Foto: dokumentasi

Sementara, Prof. Dr. KH. Musahadi, MAg mengingatkan bahwa dalam melakukan refleksi kemerdekaan ini yang harus dilakukan adalah menggali semangat nasionalisme. “Nasionalisme harus dapat kita letakkan dalam konteks sejarah dalam dimensi ruang dan waktu, baik pada masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang,” katanya.

“Masa lalu, kita lihat para sesepuh kita berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Kemudian kita sebagai generasi sekarang dan adik-adik generasi mendatang agar mempersiapkan SDM untuk mengisi kemerdekaan. Setelah itu bisa disusun buku yang lebih mendalam dan jika memenuhi syarat dapat diajukan sebagai pahlawan nasional,” ucapnya.

Analisa Data

Dalam penulisan buku biografi ulama pejuang ini para penulisnya sudah menggunakan metode analisa data yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode analisis data dalam penulisan sejarah meliputi beberapa tahapan yang sistematis, yaitu heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (analisis dan penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah).

Buku ini sudah ditulis berdasarkan empat tahapan metode analisa data tersebut. Maka dari itu, Musahadi menegaskan bahwa tujuan dan pentingnya peneliti sejarah memakai metode analisa data adalah untuk memastikan keabsahan dan keakuratan informasi.

“Metode analisa data membantu sejarawan dalam memastikan bahwa informasi yang digunakan dalam penulisan sejarah adalah valid dan akurat,” ujarnya.

Meski demikian, dirinya tetap mengakui bahwa penulisan sejarah juga tidak lepas dari subyektivitas. Sejarah kadang ditulis untuk kepentingan pihak tertentu. Penulisan sejarah kadang juga tidak lepas dari ideologi dan kepentingan penulis dan rezim penguasa sehingga kadang hasilnya kurang ideal.

“Kita juga melihat penulisan sejarah belum memberikan porsi kepada peran ulama dan santri padahal peran ulama dan santri dalam perang kemerdekaan sangat luar biasa. Buku ini sudah ditulis berdasarkan empat tahapan metode analisa data tersebut,” tandasnya.

Dirinya mengapresiasi hadirnya karya para penulis dari PMII Jateng karena generasi saat ini dan mendatang butuh wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme di tengah budaya individual dan hedon ini.

“Buku ini sudah sangat keren karena mengajak kita semua untuk mengenang sekaligus mendokumentasikan perjuangan para ulama. Buku ini penting karena di tengah tantangan kehidupan bangsa kita yang semakin individualis dan hedonis,” tegasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat