Lingkar.co – Tindak pidana perdagangan orang (TPPO) akibat penipuan kerja di luar negeri rata-rata adalah lulusan sarjana. Hal ini diungkap oleh Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding saat meresmikan pendirian Migrant Center di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (26/6/2025).
Kasus terbaru, 83 otang asal Brebes Jawa Tengah terlantar di Eropa karena aksi TPPO agen pekerja migran ilegal.
“Yang kena perdagangan orang karena terjebak online itu, gaji besar, tidak diverifikasi, itu rata-rata anak-anak lulusan perguruan tinggi. Saya profiling kan yang dipulangkan 500 orang waktu itu, rata-rata anak perguruan tinggi. Nah, oleh karena itu kita harus siapkan namanya Migrant Center,” ungkap Menteri Karding.
Menteri Karding mengatakan Migran Center di Undip itu nantinya akan digunakan sebagai wadah pusat informasi, pelatihan hingga pelayanan bagi para calon pekerja migran Indonesia.
“Di sini ada informasinya, di sini ada pelatihannya, baik soft skill maupun skill pelatihan bahasanya sudah di situ juga, dan semua hal yang terkait persiapan pemberangkatan kita olah di sini. Ini jadi satu ekosistem yang mempersiapkan orang, mau butuh apa saja informasi soal lapangan pekerjaan, ada di sana,” katanya.
Karding mengatakan, untuk kasus 83 orang yang terlantar di Eropa, pihaknya bekerjasama dengan kepolisian dalam hal penindakan hukum serta melibatkan kementerian luar negeri untuk pemulangan mereka.
“Kami terus berkoordinasi dengan kepolisian dan kementerian luar negeri,” tuturnya.
Namun, Karding mengatakan ada satu kendala dalam pemulangan mereka. Yaitu beberapa orang enggan untuk pulang.
“Kendalanya beberapa ada orang yang gak mau pulang,” tuturnya.
Kemudian Menteri Karding melanjutkan bahwa dirinya mendorong agar Universitas Diponegoro untuk membuat ekstrakurikuler bagi mahasiswa untuk belajar bahasa asing untuk persiapan kerja di luar negeri.
“Yang mau kerja di luar negeri, langsung bahasanya kita ekstrakurikuler-kan, bahasa Jepang, bahasa Korea atau bahasa Inggris. Saran saya sih begitu, atau kalau enggak kita buat kelas migran di kampusnya. Kelas ekstrakurikuler-kan, sehingga anak-anak yang mau berangkat ke luar negeri, kita masukkan di situ. Itu mungkin akan membantu,” kata Menteri Karding.
Selain peresmian Migrant Center, KemenP2MI menggelar job fair lowongan pekerjaan di luar negeri di Undip. Job fair digelar dengan harapan agar para mahasiswa Undip maupun masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri bisa mendapatkan informasi lowongannya di job fair yang digelar di Undip.
Selain itu, masyarakat juga bisa mengakses informasi lowongan pekerjaan di luar negeri melalui website siskop2mi.bp2mi.go.id atau bisa mendatangi Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. ***