Sandal Sleeper Tembus Pasar Jepang, Bukti Kualitas Produk Bandung Diakui Dunia

Sandal Sleeper Tembus Pasar Jepang, Bukti Kualitas Produk Bandung Diakui Dunia
Wakil Wali Kota Bandung, Jawa Barat, Erwin resmi melepas satu kontainer barang ekspor dari PT. Cresco menuju Jepang di Kawasan Industri Mekar Raya, Mekar Mulya, Kecamatan Panyileukan, Senin (21/4/2025). (Foto Istimewa)

Lingkar.co – Wakil Wali Kota Bandung, Jawa Barat, Erwin resmi melepas satu kontainer barang ekspor Sandal Sleeper dari PT. Cresco menuju Jepang di Kawasan Industri Mekar Raya, Mekar Mulya, Kecamatan Panyileukan, Senin (21/4/2025).

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi kebangkitan industri ekspor di Kota Bandung. Ekspor ini sekaligus menegaskan peran kota ini sebagai pusat produk unggulan yang mampu bersaing di pasar global.

Erwin menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas kontribusi PT. Cresco yang dinilai menjadi contoh perusahaan manufaktur dengan inovasi, kualitas, dan keberlanjutan tinggi.

Produk alas kaki, khususnya sleeper, yang diekspor kali ini berhasil menembus pasar Jepang, negara dengan standar mutu ekspor yang sangat ketat.

“Hari ini adalah hari penuh semangat dan harapan. Ekspor bukan sekadar pengiriman barang antarnegara, tetapi juga pengiriman pesan bahwa Kota Bandung punya sumber daya manusia unggul dan produk berkualitas tinggi,” ujar Erwin.

Baca Juga: Pemkot Bandung Fokus Tingkatkan Kualitas Daycare Lewat Standar Pelayanan Baru

Erwin menegaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen membangun ekosistem industri dan perdagangan yang kompetitif.

Salah satunya melalui penyediaan pelatihan, fasilitasi perizinan, dan dukungan bagi UMKM untuk naik kelas.

Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat akan menjadi kunci sukses pembangunan ekonomi daerah.

“Kami memiliki visi membangun pusat inkubasi UMKM di 30 kecamatan di Kota Bandung. Mudah-mudahan ke depan UMKM bisa berkolaborasi dengan pelaku ekspor seperti PT. Cresco,” tambahnya.

Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Kawasan Industri Mekar Raya, Sunarto. Ia sempat memaparkan dinamika kawasan yang dulunya dirintis oleh Wali Kota Dada Rosada sejak 1999.

Dahulu, kawasan ini dihuni oleh lebih dari 23 ribu karyawan, tetapi saat ini hanya tersisa sekitar 3 ribu. Dari hampir 90% perusahaan yang dulu aktif sebagai eksportir, kini hanya tersisa tiga perusahaan yang masih melakukan ekspor secara rutin.

Sunarto berharap kegiatan ekspor PT. Cresco ini menjadi sinyal positif untuk menggairahkan kembali industri di kawasan tersebut.

Sedangkan Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin menyampaikan, meskipun kondisi ekonomi nasional sedang menghadapi tantangan, kinerja ekspor Bandung tetap menunjukkan tren positif.

Hingga Maret 2025, realisasi nilai ekspor Kota Bandung telah mencapai USD 92 juta, dengan negara tujuan utama seperti Uni Emirat Arab, Yordania, Jepang, Jerman dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Pemkot Bandung Tunggu Regulasi Final Terkait Pelaksanaan SPMB

“Ekspor ke Jepang bahkan lebih tinggi dibanding Amerika, yakni mencapai USD 8,4 juta, sementara ke Amerika sekitar USD 7,7 juta,” ungkap Ronny.

Produk ekspor andalan dari Bandung meliputi perhiasan logam dari kawasan Ahmad Yani, pakaian jadi dari Cipta Griya, serta tekstil dan teh dari PT. Perkebunan.

Target ekspor Kota Bandung tahun ini mencapai USD 326 juta, naik sekitar USD 1 juta dibanding tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan sekitar 0,3 persen.

Ronny mengakui, sejumlah pelaku usah menghadapi kendala. Salah satunya, kenaikan harga bahan baku akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hal ini menjadi tantangan karena nilai transaksi ekspor biasanya telah ditentukan lebih dulu sehingga margin keuntungan tertekan.

Disdagin juga berperan sebagai instansi penerbit Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor yang saat ini tak hanya melayani pelaku usaha dari Kota Bandung, tetapi juga dari wilayah Bandung Raya.

Setelah acara pelepasan simbolis, rombongan juga melakukan peninjauan ke area produksi PT. Cresco, melihat langsung proses manufaktur produk alas kaki yang diekspor ke Jepang.