Lingkar.co – Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy atau Gus Rommy mengomentari pertanyaan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PPP, Arwani Thomafi atau Gus Aang yang menyebut semua Dewan Pimpinan Daerah (DPW) PPP se-Indonesia menginginkan muncul ketua baru dalam muktamar partai Kakbah
“Saya masih konsisten dengan penyampaian Desember 2024 lalu. Saya mengevaluasi 3 hal, kata Gus Rommy dalam siaran pers yang dikirim pada hari Rabu (14/5/2025).
Ia menjelaskan yang pertama, bahwa kepemimpinan saat ini sudah gagal mempertahankan PPP di Senayan. Jadi, untuk dimajukan lagi sebagai Caketum jelas sudah sangat tidak layak. Hampir seluruh DPW dan DPC sangat setuju dengan hal ini. Sekarang tinggal siapa Caketumnya?,” ujarnya.
Ia bilang yang kedua, PPP harus fleksibel dalam menyikapi dinamika politik dan mengedepankan kemaslahatan umat dan perkembangan partai. Untuk itu, ia mengingatkan agar DPW dan DPC PPP se-Indonesia harus membuka diri untuk sourcing Caketum yang potensial dari luar partai.
“Tidak perlu kaku memegangi AD/ART yang mensyaratkan Caketum harus pernah duduk 1 periode kepengurusan sebagai Pengurus Harian DPP atau Ketua Majelis. Karena AD/ART itu bukan kitab suci. Dia bisa diubah tanpa syarat apapun oleh muktamirin sepanjang disetujui mayoritas, dan berlaku seketika di muktamar,” jelasnya.
Sejalan dengan hal itu, hal ketiga yang ia lakukan adalah mendorong semua putra terbaik bangsa untuk percaya diri maju sebagai kandidat calon ketua umum partai yang eksis sejak orde baru ini.
“Saya mendorong sebanyak-banyaknya calon. Saya terus mengikuti suara-suara dari pusat dan daerah,” ujarnya.
Putra pendiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini mengaku hingga saat ini ada 8 nama yang bakal maju. “Ada 3 dari internal, dan 5 dari eksternal,” ungkapnya.
Dari internal kader PPP, ia menyebut nama Sandiaga Salahuddin Uno, Sekjen PPP, Arwani Thomafi dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin. Sedangkan nama dari eksternal partai diantaranya Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, Dudung Abdul Rahman, Amran Sulaiman, Marzuki Alie, dan Agus Suparmanto.
Tentu nama-nama yang muncul tingkat agresivitasnya berbeda. Ada yang sudah sosialisasi dengan DPW atau DPC, ada yang baru sowan para sesepuh ulama, dan bahkan ada yang sudah konsolidasi,” urainya.

“Ada yang sudah niat, kemudian ngerem. Bahkan ada yang diunggulkan tapi masih ditunggu kesediannya. Tapi setidaknya komunikasi itu ada. Baik dengan saya sendiri atau dengan pengurus DPP lainnya. Intinya, dinamika menuju muktamar ini menuju 1 arah, yakni mencari Ketua Umum baru,” sambungnya.
Menurutnya, fleksibilitas partai dalam mengubah aturan AD/ART saat muktamar diharapkan mampu menjadikan partai politik warisan ulama Indonesia ini kembali jaya dengan perwakilan di Senayan pada 2029 nanti.
“Saya sendiri lebih memilih utk mendorong wajah baru untuk memimpin partai. Karena PPP butuh energi baru. Energi besar. Bukan untuk berjalan, tapi untuk melompat, mengatasi semua rintangan untuk kembali ke Senayan 2029,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat