Semarang, Lingkar.co – Sekretaris Jenderal (Sekjend) Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Arwani Thomafi menyebut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menjadi tempat Kawah Candradimuka perkaderan yang melahirkan tokoh-tokoh yang mewarnai jalur demokrasi yang sebenarnya di Indonesia. Hal ini ia sampaikan dalam acara Sekolah Demokrasi Politik PB HMI di Semarang (20/1/2022).
Menurutnya, pilar pembangunan demokrasi di indonesia salah satunya adalah umat islam, dan itu ada dalam wadah diri HMI. Dan sudah betul HMI membuat sekolah demokrasi politik seperti ini.
Baca Juga :
Warga Desa Kedungpoh Loano Purworejo Masih Menagih Tuntutan Kerugian Desa Sebesar Rp 490 Juta
“Saya berharap sekolah seperti ini bisa di laksanakan cabang-cabang HMI di seluruh tanah air. Ini penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khusunya kepada anak muda,” ungkap Gus Arwani sapaan akrabnya.
Gus Arwani menjelaskan, pemilu menjadi salah satu instrumen untuk menguatkan bangunan demokrasi di Indonesia dengan menghadirkan pemilu yang berkualitas.
“Paham daulat rakyat (democracy), rakyatlah yang di anggp sebagai pemilik dan pemegang kekuasaan sebab itu pemilu menjadi pilar penting dalam sistem demokrasi melalui mekanisme penyaluran pendapat rakyat secara berkala,” terangnya.
Namun di sisi lain Gus Arwani juga tidak menampik kalau pemilu di Indonesia memiliki sejumlah tantangan di antaranya adalah, Pemilih Tetap (DPT), Politisasi Birokarasi/Aparatur, Politik Uang dan Netralitas Penyelenggara.
“Ini tantangan dalam pemilu kita, sebab itu ini harus di benahi untuk menghasilkan demokrasi yang berkualitas dan subtansial,” paparnya.
Sementara Ketua PB HMI Bidang Pembangunan Demokrasi Politik, Ilham Fadli mengatakan sekolah Demokrasi Politik ini untuk memberikan edukasi tentang demokrasi kepada kader HMI seluruh Indonesia.
“Sekolah demokrasi politik adalah ruang di mana kita, mampu membalikan makna demokrasi yang lebih luas lagi, dan memastikan keberlangsungan Demokrasi Indonesia kedepan,” ujarnya.
Ia berharap sekolah demokrasi politik ini mampu melahirkan Rekomendasi ideal dari praktik demokrasi Indonesia selanjutnya.
Penulis : Muhammad Idris