Lingkar.co – Mengusung cerita romantika legenda dari negeri Tiongkok, Gambang Semarang Art Company (GSAC) mewakili Dinas Kebudayaandan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menampilkan cerita Sampek Engtay.
Sampek Engtay merupakan cerita legenda dari negeri Tingkok mengenai tragedi romantika antara dua kekasih, legenda ini biasa disebut Romeo dan Juliet versi Cina.
Direktur GSAC, Tri Subekso mengatakan, pada tahun ini pihaknya ikut dalam menyemarakan rangkaian Jateng Fair 2023, yang menjadi event tahunan di Jawa Tengah.
“Kali ini GSAC tampil mewakili Kota Semarang dalam penampilan di Panggung Budaya, pada gelaran tersebut, terdapat penampilan dari 35 kabupaten kota yang ada di Jawa Tengah,” ujarnya di Panggung Budaya Jateng Fair 2023, Minggu (9/7/2023) malam.
Tri menyampaikan, penampilan GSAC di Jateng Fair ini, merupakan pementasan pertama ditahun 2023, yang sebelumnya pada tahun 2022, GSAC telah menggelar acara besar di dua tempat berbeda dengan membawakan dua cerita, Gudang Pala dan Primadona Pasar.
Dirinya menjelaskan, kali ini dirinya membawakan cerita yang berjudul ‘Gandrung Katresnan’, yang dibawakan oleh lakon cerita beserta iringan musik dan penyanyi.
“Kami tampil dengan paket komplit, dari musik, vocal, penari, dengan menampilkan lakon cerita yang berjudul Gandrung Katresnan,” ujarnya.
“Gandrung katresnan sendri di adaptasi dari cerita Sampek Engtay, yang kita ketahui cerita tersebut berasal dari cerita cinta dari negeri Tiongkok, mengenai tragedi romantika antara dua kekasih,” lanjutnya.
Pembawaan cerita ini, kata dia, tentunya dibawakan dengan penampilan kelucuan para pemeran dari cerita tersebut.
“Pada penampilan ini kami adaptasikan dengan cerita – cerita kelucuan, yang membedakan dengan cerita sesungguhnya, ini diahiri dengan ‘happy ending’,” imbuhnya.
Salah satu pemain yang berperan sebagai dalang, Muhammad Bayu Widagdo menjelaskan, cerita yang disuguhkan, dapat mudah diterima oleh masyarakat umum.
“Kami menampilkan cerita yang biasa disuguhkan oleh GSAC pada umumnya, tentunya dengan menunjukkan kisah yang dapat diterima oleh banyak orang, tentunya disesuaikan dengan durasi dan penonton,” pungkasnya.
Menurutnya, dari kisah yang disuguhkan memiliki pesan kisah cinta, yang tidak hanya sekedar bermodalkan cinta dalam membangun rumah tangga.
“Kali ini mengangkat kisah romantika, pesan yang akan disampaikan, dalam kisah cinta, bermodal cinta saja tidak cukup untuk membangun rumah tangga,” tambahnya.
Penulis: Alan Henry
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps