Semarang Genjot Penataan Kabel Bawah Tanah, Tantangan Terbesar Ada di Infrastruktur Listrik

Kawasan Kota Lama Semarang bebas kabel udara. (dok Alan Henry)
Kawasan Kota Lama Semarang bebas kabel udara. (dok Alan Henry)

Lingkar.co – Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membersihkan kabel udara di pusat kota terus dikebut. Delapan koridor utama ditargetkan bebas dari rentang kabel semrawut dan beralih ke sistem ducting atau jaringan kabel bawah tanah. Namun, di balik ambisi estetika kota, pekerjaan lapangan masih dihadapkan pada kerumitan koordinasi lintas operator, terutama terkait jaringan listrik.

Delapan ruas yang masuk daftar prioritas adalah Jalan Gajahmada, kawasan Simpang Lima, Pahlawan, Imam Bonjol, Pemuda, Ahmad Yani, Pandanaran, dan MT Haryono. Beberapa di antaranya sudah tuntas, melanjutkan keberhasilan penataan serupa di Kota Lama pada 2022.

Kepala Bidang Pengelolaan Infrastruktur Diskominfo Kota Semarang, Agung Putranto, menyebut tiga ruas Gajahmada, Simpang Lima, dan Pahlawan telah bebas kabel udara. Di sisi lain, Pemuda dan Imam Bonjol sudah mendekati tahap akhir dengan progres sekitar 95 persen.

“Hampir bersih. Tinggal menunggu kabel milik Telkom yang masih dalam proses penurunan,” ujarnya, Rabu (10/12/2025).

Sementara itu, ruas Ahmad Yani, Pandanaran, dan MT Haryono baru mencapai separuh pekerjaan. Hingga awal Desember, total panjang kabel yang sudah masuk ducting mencapai 121 kilometer.

Agung tidak menampik bahwa penataan kabel listrik menjadi persoalan tersendiri. Berbeda dengan kabel optik milik operator telekomunikasi yang relatif fleksibel, pemindahan kabel listrik memerlukan investasi besar dan wewenang pengelola berada pada PLN.

“Kabel listrik ini kami tidak bisa mendesak. Di Kota Lama saja biayanya sangat tinggi, sampai puluhan miliar. Jadi ritmenya tidak bisa kami samakan dengan penurunan kabel optik,” jelasnya.

Meski demikian, Pemkot Semarang tetap menargetkan percepatan penataan agar wajah pusat kota semakin rapi dan mendukung kenyamanan pengguna jalan. ***