Sering Terjadi Kecelakaan, Dishub Siapkan Evaluasi Menyeluruh di Simpang KIW

Lokasi kecelakaan kendaraan di Simpang KIW belum lama ini. (dok Istimewa)
Lokasi kecelakaan kendaraan di Simpang KIW belum lama ini. (dok Istimewa)

Lingkar.co – Rentetan kecelakaan yang kembali merenggut korban jiwa di kawasan traffic light (TL) Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Jalan Pantura Semarang–Kendal, mendorong Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap titik simpang tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, area yang dikenal sebagai jalur cepat itu kerap memakan korban. Insiden terbaru terjadi Senin (1/12) petang, ketika seorang pengendara motor tewas setelah gagal menyalip truk tepat di sekitar TL KIW.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Semarang, Mulyadi, menyampaikan bahwa pihaknya akan meninjau ulang sistem keselamatan di lokasi. Salah satu opsi yang disiapkan adalah penambahan rambu serta pemasangan pita kejut.

“Kita nanti akan lakukan evaluasi, disitu memang jalur cepat, nanti mungkin akan ditambah dengan pita kejut,” ujarnya saat ditemui, Selasa (2/12/2025).

Ia menerangkan bahwa lampu lalu lintas di simpang KIW memiliki pola berbeda. Kendaraan dari arah barat melintas tanpa berhenti, sementara arus menuju kawasan industri mengikuti sinyal lampu.

Dishub juga akan menggandeng Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng untuk memastikan langkah penanganan tepat sasaran.

“Kita nanti akan berkoordinasi dengan BBPJN, misalnya dengan menambah fasilitas keselamatan seperti rambu ataupun peredam kejut,” tambahnya.

Meski TL KIW kini berada di bawah pengelolaan Dishub Kota Semarang, koordinasi tetap diperlukan karena lokasinya berdiri di ruas jalan nasional.

“Sudah diserahkan ke kita, dan kita bisa melakukan evaluasi. Tapi pengambilan tindakan tetap dikoordinasikan dengan BBPJN,” tegas Mulyadi.

Catatan kecelakaan di titik ini kembali menjadi perhatian setelah dua nyawa melayang dalam sepekan. Korban pertama, Saidah, warga Mangkang Kulon, meninggal usai bertabrakan dengan truk pada 24 November. Beberapa hari kemudian, Santoso, warga Banyumanik, juga tewas di lokasi yang sama saat mencoba menyalip truk bernomor polisi H 2620 KQ, Senin (1/12) petang.

Warga sekitar menilai perlunya penataan ulang arus kendaraan di jalur cepat tersebut. “Idealnya yang arah barat, ikut berhenti karena ini jalur cepat. Atau minimal diberi peredam kejut, agar bisa memperlambat laju kendaraan sebelum TL,” ujar Mashudi, warga setempat. ***