Lingkar.co , Meski saat ini baru memiliki gedung yang kecil, namun Sekolah Tinggi Agama Islam Walisembilan (Setia WS) Semarang memiliki potensi yang luar biasa. Inilah kesan para wisudawan di angkatan XXXII.
“Kelihatannya sekolahannya kecil, tapi ternyata menyimpan banyak potensi yang luar biasa,” kata salah satu wisudawan, Yulianto.
Ia katakan hal itu disela acara Wisuda XXXII Setia WS Semarang di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, Jl. Gajah Raya, Kota Semarang, Rabu (20/9/2023) pagi.
Pria yang lulus dari jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) pada Fakultas Dakwah.ini menyebut, selama ia kuliah, banyak mahasiswa yang aktif di berbagai bidang organisasi dan profesi.
“Banyak temen kuliah yang sudah memiliki pengalaman di profesi tertentu, dan malang melintang di berbagai aktivitas, sambungnya.
Ada yang juara MTQ, aktif sebagai pengurus organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama, aktif meniti karier profesional, sampai di partai politik juga ada.
Di lain sisi, ia juga mengaku terkesan dengan potensi keagamaan di lingkungan dosen yang umumnya adalah kiai atau agamawan.
“Yang paling berkesan itu sekolah di tempat yang banyak kiainya,” akunya.
Kendati demikian, ia juga mengakui terkendala dalam memilih tempat pemagangan dan fasilitas dari kampus untuk berekspresi sesuai disiplin keilmuan yang belum maksimal karena keterbatasan ruang.
“Tapi itu yang di kampus lama, tidak tahu nanti kalau sudah pindah gedung di kampus yang baru. Mudah-mudahan jauh lebih baik dan lebih lengkap,” ujarnya.
Kesan yang sama juga dirasakan Muhammad Ikhwanuddin yang telah dinyatakan lulus dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah. Karenanya ia pun merasa senang.
“Merasa senang bisa lulus sebagai sarjana di Setia WS,” ucapnya.
Ia juga merasa terkesan dengan dosen yang dapat memaparkan materi perkuliahan dengan baik dan ramah.
Kelebihan dosen dan mahasiswa juga terbukti saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Wedung Demak. Wisudawan asal Grobogan ini mengungkapkan, tim KKN mampu mengangkat potensi ekonomi masyarakat atas bimbingan dosen dan keuletan para mahasiswa.
“Selama KKN di Wedung, Demak bisa berinteraksi dengan masyarakat sebagai mahasiswa sampai pada akhirnya bisa mengaktifkan kembali potensi ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
“Jadi di desa itu ada tempat semacam rawan yang dulunya pemancingan tapi lama tidak aktif. Itu kita aktifkan kembali,” sambungnya.
Sementara, Ketua Setia WS Semarang, Drs. KH. Muhlisin Bisri, MAg MM dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas pelaksanaan wisuda XXXII.
“Hari ini, saya dan seluruh civitas merasa senang dan bangga kepada para wisudawan,” ucapnya.
Setia WS Semarang selalu menekankan pendidikan karakter sebagaimana yang diajarkan oleh Imam Ghozali. Yaitu orang yang tahu bahwa dirinya memiliki ilmu dan kemampuan sehingga ia menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat.
Bukan mengajarkan mahasiswa menjadi manusia tipe kedua, yaitu orang yang tahu tapi tidak tahu bahwa dirinya berilmu dan memiliki kecakapan sehingga ilmunya hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Apalagi tipe ketiga dan keempat.
Sebagaimana filosofi padi yang berisi, ia berpesan agar para wisudawan berlaku rendah diri, dan menjauhi kesombongan dan sifat buruk lainnya.
“Jadilah ilmuwan yang santun, semakin tua semakin berisi dan semakin menunduk,” pesannya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidaya
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps