Hadir memberikan ceramah keagamaan, Habib Hasan bin Abdurrahman Al-Jufri mengatakan, sejak dulu masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Tengah hanya mengenal dua istilah dalam berbagai peristiwa, yaitu ungkapan rasa syukur dan meminta keselamatan. “Kalau tidak syukuran ya selamatan,” ujarnya.
Kata dia, masyarakat sudah memiliki tradisi untuk mengungkapkan rasa syukur dan memohon keselamatan, termasuk keselamatan Gus Yasin dalam memimpin pembangunan di Jawa Tengah.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya khidmah (mengabdi) kepada guru (kiai yang mengajar sewaktu di pesantren). Meskipun seorang santri telah pulang (alumni) dan menjadi orang hebat.
Ia menyebut bahwa KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) sebagai contoh politisi yang langka. Dalam berbagai ceramah bisa tampil sebagai politikus yang religius, agama mengawal politik “Itu orang yang istimewa,” tegasnya.
Hadir dalam kesempatan itu, beberapa tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang, relawan Kilat Altas, Gerakan Pemuda Nahdliyin (GPN), dan puluhan pemuka agama Islam setempat. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat