Siapkan Sekolah Tangguh Bencana, PMI Kota Semarang Latih Fasilitator PMR

Ketua PMI Kota Semarang, Awal Prasetyo berfoto bersama panitia dan peserta Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana Tahun 2025 berlangsung di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) Semarang. Foto: dokumentasi/istimewa
Ketua PMI Kota Semarang, Awal Prasetyo berfoto bersama panitia dan peserta Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana Tahun 2025 berlangsung di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) Semarang. Foto: dokumentasi/istimewa

Lingkar.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang memberikan pelatihan tanggap bencana bagi fasilitator (pelatih) Palang Merah Remaja (PMR). Adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi berbagai potensi bencana.

Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana Tahun 2025 berlangsung di Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) PMI Kota Semarang, Jalan Sambiroto Raya No 64 blok D, Tembalang. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai 20 hingga 23 Februari 2025, dengan metode daring selama sehari dan tatap muka selama tiga hari.

Ketua PMI Kota Semarang, Dr dr Awal Prasetyo M Kes, Sp THT-KL MARS mengatakan PMI memiliki peran penting dalam melindungi kehidupan manusia. Termasuk, kata dia para pelajar yang menghabiskan hampir separuh waktunya di sekolah.

“Sekolah merupakan tempat yang rentan terhadap berbagai ancaman, baik bencana alam maupun non-alam. Oleh karena itu, kami memerlukan relawan yang peduli dan siap membantu sekolah dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi siswa,” katanya, Jum’at (21/2/2025).

Awal melanjutkan, pelatihan ini bukan hanya sekadar mengajarkan cara menangani bencana fisik, seperti bangunan roboh, tetapi juga memperluas pemahaman tentang bencana psikologis yang bisa mengancam kesejahteraan siswa.

Sementara itu Ketua panitia, Danang Baskoro Adi menambahkan pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta dari berbagai latar belakang, seperti KSR Unit Markas PMI Kota Semarang (14 orang), TSR Unit Markas PMI Kota Semarang (5 orang).

Selanjutnya, Pembina PMR Mula (7 orang), Pembina PMR Madya (7 orang), dan Pembina PMR Wira (7 orang).

“Mereka terdiri dari guru pembina PMR dan relawan PMI yang nantinya akan berperan aktif dalam mengidentifikasi serta mengurangi risiko bencana di sekolah masing-masing,” katanya.

Danang bilang, selama pelatihan, peserta mendapatkan materi utama tentang mitigasi bencana, yaitu langkah-langkah untuk mengurangi risiko bencana di lingkungan sekolah.

Selain itu, lanjutnya, mereka juga dibekali pemahaman mengenai pembuatan kebijakan sekolah aman bencana, agar setiap satuan pendidikan memiliki pedoman yang jelas dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman.

“Pelatihan ini dipandu oleh instruktur dari PMI Kota Semarang dan PMI Jawa Tengah, dengan total durasi 40 jam pelajaran sesuai kurikulum yang ditetapkan,” terangnya.

Melalui pelatihan ini, kata dia, PMI Kota Semarang berharap semakin banyak fasilitator yang siap membantu sekolah dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tangguh terhadap bencana. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat