Soal Blora Ramah Investasi, Ini Kata Politikus Blora

Bupati Blora Arief Rohman saat mempromosikan wisata petik jambu di kawasan wisata Waduk Tempuran. LILIK/LINGKAR.CO
Bupati Blora Arief Rohman saat mempromosikan wisata petik jambu di kawasan wisata Waduk Tempuran. LILIK/LINGKAR.CO

BLORA, Lingkar.co – Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa tengah terus berupaya melancarkan berbagai jurus demi menarik investor masuk ke daerah ini. Bahkan dukungan demi dukungan terus berdatangan, salah satu dukungan yang diberikan datang dari mantan anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD).

Salah satunya adalah politikus senior Joko Supratno, mantan anggota DPRD Blora tahun 1999- 2009 dari fraksi PDIP dan 2017 – 2019 dari fraksi Nasdem (PAW). Joko menyampaikan ada beberapa tempat wilayah kabupaten Blora yang bisa di lirik oleh para investor.

“Yang cocok jika ada investor masuk, itu tempatnya, Adirejo, merah (ngelangitan) wilayah kecamatan Tunjungan, dan 3 Sambong kendilan wilayah kecamatan Sambong,” ucapnya, Kamis (20/10/2022).

Namun, lanjutnya, pemerintah harus mengetahui dahulu jenis dan bidangnya apa yang akan masuk ke Blora. Karena hal tersebut terkait dengan penempatan usahanya nantinya berada di wilayah yang cocok. “Misalkan pabrik makan ternak, pendukung bahan bakunya mungkin area luasan penanaman jagung di wilayah selatan. Mungkin akan cocok di sekitaran randu sampai Wirosari. ini contoh gambarnya kecil saja,” jelasnya.

Akan menjadi berbeda, tambanya, jika investor bergerak di bidang industri besar, seperti garmen, sepatu, tas atau industri besar lain. Tentunya mereka akan membutuhkan tempat yang memiliki akses jalan besar yang mumpuni.

“Akan beda lagi itu kalau garmen, pabrik sepatu, pabrik tas, atau mau pabrik yang bahan bakunya dari lain kota. Pasti akan mencari lokasi yang aksesnya mudah. Maka ketika Blora muluk-muluk menjual KPI-nya ke investor itu akan selalu kalah dengan Rembang. Lokasi mereka lebih mudah aksesnya,” ungkapnya.

Joko Supratno, Politikus Senior Blora. LILIK/LINGKAR.CO

Joko juga mengaku jika ada investor masuk, ada beberapa hal yang menguntungkan bagi para pelaku investasi ini, salah satunya yakni upah tenaga kerja.

“Untuk plusnya Blora dari sisi penyediaan tenaga kerja Blora lebih mumpuni dan masih murah. Selain itu sampai hari ini belum ada investor seperti yang saya jelaskan,” bebernya.

Kemudian ketika Lingkar.co tanya mengenai harga kisaran tanah di blora, Joko masih belum bisa memastikan.

“Nah ini yang tidak bisa, kalau soal murah dan mahal itu saya ndak bisa memperkirakan. Untuk kisaran permeter ini cuma gambaran saya anatara 180-300rb/meter. Yang jelas jika kalau dari sisi Rembang misalkan Sambong sama Merah kayaknya masih murah di Adirejo. Kalau ketersediaan air di beberapa wilayah yang saya sebut, paling bagus itu di Sambong kendilan ok, untuk Garmen. Untuk dua wilayah kecamatan Tunjungan, penyediaan air baku itu masih belum komplit kalau misalkan itu di Adirejo, dan Nglangitan,” terangnya.

Joko tak menampik bahwasanya Blora selalu kalah dengan kota-kota kabupaten tetangga, yang mudah mendapatkan investor. Hal tersebut karena akses letak wilayah Blora itu sendiri.

“Untuk minusnya, iya karena kita kalah nilai jual kita, taruhlah ibarat kita ini seorang prempuan, satu udah kalah cantik, kalah dandan, dan kalah modal. Karena apa, tadi lho akses Pantura sudah 50 % orang akan menanamkan investasinya. Taruhlah sampai ke sulang saja, dia paling luar (paling selatan) atau Mantingan, itu investor akan memilih situ. Daripada Ngampel, atau, apalagi keselatan investor akan mikir panjang,” katanya.

Jadi, sambung Joko, bukan Pemerintah Blora tidak bisa menjual kawasan peruntukan industri (KPI). Tapi karena memang dari geografis kurang mendukung.

Joko juga menegaskan bahwa pemerintah kabupaten Blora selama ini sudah berjuang untuk memasukkan investor. Bahkan hingga melakukan sosialisasi, sekaligus lobi sampai ke kementerian.

“Tidak hanya sosilasi oleh pemkab, tapi juga menawarkan kemana-mana. Mulai ke kementerian, kemenparekraf, Mentri investasi sampai mungkin ke pak Erik Tohir sudah. Sudah bawa Bappeda, perdagangan sudah semua,” tandasnya.

Berikan Kemudahan Bagi investor

Perlu diketahui beberapa waktu lalu Bupati Arief Rohman mengaku telah membuka lebar pintu investasi agar daerah kabupaten Blora, Jawa tengah menjadi tujuan para investor baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu disampaikan saat di temui lingkarjateng, di rumah dinasnya, Jumat (14/10).

“Jadi kita harus berlomba-lomba agar para investor datang berinvestasi, dengan potensi yang kita miliki, kita harus terus berinovasi memasarkan Kabupaten Blora sebagai daerah tujuan investasi,” ucapnya.

Gus Arief (sapaan bupati Blora) juga menyampaikan bahwa pemkab akan memberik kemudahan segala regulasi atau syarat bagi investor dalam mengurus segala persyaratan yang harus dipenuhi pelaku usaha, yang akan mendirikan usahanya di Blora.

Penulis: Lilik Yuliantoro

Editor: Kharen Puja Risma