Lingkar.co – Universitas Bina Nusantara (BINUS), Universitas Diponegoro (UNDIP), dan PT Stem Cell and Cancer Research (SCCR) Indonesia resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di Gedung Widya Puraya Universitas Diponegoro Semarang, Rabu (24/4/2025) lalu.
Kolaborasi ini dirancang untuk mencetak SDM unggul yang tak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga mampu mendorong hilirisasi produk yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Sebagai lembaga riset yang kini telah menjelma menjadi bagian dari industri farmasi nasional, SCCR Indonesia tampil sebagai magnet kolaborasi strategis bagi institusi pendidikan tinggi.
Dengan kekuatan riset stem cell dan kanker, serta komitmen terhadap hilirisasi produk, SCCR Indonesia menjadi penghubung penting antara dunia akademik dan kebutuhan industri nyata.
BINUS yang dikenal sebagai kampus berbasis teknologi dan manajemen, melihat kolaborasi ini sebagai peluang ekspansi ke bidang kesehatan dan bioteknologi.
Di sisi lain, UNDIP yang telah lama mengusung nilai kebermanfaatan sosial dan teknologi tepat guna, memandang kerja sama ini sebagai jalan untuk memperluas dampak langsung riset kampus kepada masyarakat.
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup program magang dan rekrutmen profesional, pelatihan dan sertifikasi, pengembangan kurikulum, riset kolaboratif, pertukaran mahasiswa, dan hilirisasi produk.
Fokus utamanya adalah mempertemukan keunggulan kampus dan industri dalam pengembangan SDM yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga siap menjawab tantangan sektor kesehatan modern.
Vice President of BINUS Higher Education & Professional Services, Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M., menyebut kolaborasi ini sebagai pintu masuk penting bagi BINUS untuk menjajaki potensi di sektor kesehatan.
“BINUS memang belum punya pengalaman di bidang kesehatan. Ini jadi awal yang baik. Kami ingin belajar dari SCCR Indonesia dan UNDIP, serta mendorong para dosen dan profesor untuk aktif terlibat dalam penguatan sistem, teknologi, dan manajemen kampus kami,” ujar Prof. Harjanto.
Founder & Commissioner PT SCCR Indonesia, Prof. Dr. dr. Agung Putra, M.Si., Med., menegaskan peran SCCR Indonesia sebagai jembatan antara riset dan realisasi industri.
“Selama ini mahasiswa hanya berhenti di teori, dan output-nya paper. Kami ingin mereka menghasilkan solusi nyata. SCCR Indonesia sebagai lembaga riset yang kini telah menjadi bagian dari industri farmasi, fokus mendukung hilirisasi dan industrialisasi sesuai Asta Cita kelima Presiden Prabowo,” jelas Prof. Agung.
Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menegaskan bahwa kerja sama ini menyentuh esensi dasar perguruan tinggi dalam memberi manfaat langsung ke masyarakat.
“UNDIP tidak mengejar jumlah guru besar, tapi kontribusi nyata. Kami ingin dikenal sebagai kampus yang bermanfaat, seperti proyek alat destilasi air laut untuk warga rob. Kami berharap kolaborasi ini juga melahirkan inovasi yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Kolaborasi antara kampus dan industri seperti ini diharapkan menjadi model baru pengembangan SDM unggul yang adaptif, serta memperkuat ekosistem hilirisasi riset di Indonesia, menghubungkan laboratorium, pasar, dan masyarakat secara nyata. ***
