Lingkar.co – Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy membantah dirinya mengobrol partai Kak’bah. Ia bahkan menyebut pihak yang menuding dirinya menjual partai politik tidak paham dengan politik.
“Yang komentar itu, maknanya tidak punya cukup pengetahuan politik. Mesti sekolah politik dulu beberapa SKS,” ujarnya saat dikonfirmasi terkait isu obral partai oleh Lingkar, Senin (2/6/2025) pagi.
Ia enggan berbicara lebih jauh tentang itu. Terkait munculnya nama mantan presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam bursa calon ketua umum (Caketum), Rommy menilai kecil kemungkinannya masuk ke partai warisan ulama Indonesia karena perbedaan konstituen.
“Nama Jokowi nggak pernah ada pembahasan. Warna konstituensinya juga tidak sejalan dengan kebanyakan ulama PPP. Saya pikir kecil sekali, atau bahkan tidak ada kemungkinan itu,” jawabnya.
Namun saat ditanya tentang nama-nama yang diunggulkan untuk maju dalam muktamar, Rommy menyebut Andi Amran Sulaiman, Sandiaga Salahuddin Uno, dan Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin masih kuat di arus bawah.
“Hari ini yang masih bergema di kader adalah nama pak Amran, Sandi, dan Gus Yasin,” sebutnya.
Sebelumnya, Ketua DPC PPP Jakarta Timur, Ahmad Rifa’i mengingatkan Rommy tak memperdagangkan partai dengan menawarkan kursi ketua umum kepada pihak eksternal. Hal itu kemudian disusul dengan munculnya nama Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman yang diakui Rommy merupakan hasil konsultasi dengan Joko Widodo (Jokowi).
Nama lain yang juga dilobi oleh Rommy di antaranya sekretaris PBNU yang saat ini menjabat Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, eks Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jend (Purn) TNI Dudung Abdurachman, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Anies Baswedan.
“Malu rasanya mendengar PPP didagangin Rommy. Seolah-olah partai ulama ini hanya jadi komoditas jualan yang diobral kemana-mana” ujar Rifa’i lewat keterangan tertulisnya pada Kompas. (*)
Penulis Ahmad Rifqi Hidayat