Tekan Angka Kekerasan Remaja dan Gangster atau Kreak, Begini Strategi Agustina

Paslon Cawalkot-Cawawalkot Semarang nomor 01 (Agustina-Iswar) saat menghadiri Pendidikan Politik Bagi Civitas Akademika SCU pada Rabu (23/10/2024). Foto: dokumentasi
Paslon Cawalkot-Cawawalkot Semarang nomor 01 (Agustina-Iswar) saat menghadiri Pendidikan Politik Bagi Civitas Akademika SCU pada Rabu (23/10/2024). Foto: dokumentasi

Lingkar – Fenomena perilaku kekerasan pada remaja di Semarang yang sering disebut kreak atau gangster masih menghantui warga hingga saat ini. Meskipun 49 grup gangster atau kreak sudah dibubarkan oleh Polrestabes Semarang, belum tentu kasus tersebut menghilang.

Contoh kasus, baru-baru ini Polrestabes Semarang berhasilmengamankan sejumlah gangster di Semarang Utara yang hendak melakukan tawuran.

Hal tersebut mendapat respon dari Agustina Wilujeng Pramestuti (AWP) selaku calon wali kota semarang yang merasa perilaku kekerasan pada remaja masih ada.

“Betul 49 grup kreak sudah dibubarkan. Tapi kasus kekerasan yang melibatkan kreak masih ada. Kreak sangat menghentak kenyamanan dunia malam Semarang yang padahal Ibu Kota Jateng ini pernah mendapatkan penghargaan kota aman dan nyaman,” kata Agustina dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Jum’at (25/10/2024).

Agustina mengatakan bahwa ini bukan fenomena biasa yang muncul secara natural. Dia menyebutnya sebagai fenomena TSM (Terstruktur Sistematis Massif) yang sangat menghentak dan meneror warga.

Untuk mengatasinya, Agustina menyebut penting untuk mencari aktifitas yang positif dan menyenangkan agar remaja-remaja kita tidak terfikir menjadi kreak karena keterbatasan wadah pencurahan ide.

“Maka seperti yang dibilang Pak Iswar, Pemerintah harus menjadi suporting sistem bagi Gen Z untuk melakukan kegiatan bakat dan minatnya,” jelasnya.

Tekan Angka Kekerasan Remaja dan Gangster atau Kreak, Begini Strategi Begini Strategi Agustina. Foto: istimewa

Agustina bilang, pihaknya jika diberi Amanah memimpin Kota Semarang akan memberikan wadah kreatifitas dan kompetisi bagi remaja di bidang olahraga, ilmiyah, dan sience serta membuka sebanyak-banyaknya ruang publik.

“Kita bisa membuat kompetisi-kompetisi di semua bidang seperti olahraga, ilmiyah, dan sience serta membuka sebanyak-banyaknya ruang publik,” jelasnya.

Selain itu, perlu juga layanan khusus bagi remaja yang ingin membentuk forum atau komunitas agar bakat dan minat mereka terwadahi.

“Kita juga memberi layanan bagi anak-anak muda untuk membuat forum atau komunitas,” tutupnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat