Tekan Backlog, Disperkim Pati akan Fasilitasi Rumah Bersubsidi

Disperkim Pati
Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Pati, Suhartono. (Ika Tamara Dewi/Lingkar.co)

PATI, Lingkar.coBacklog atau kesenjangan antara rumah tangga dengan jumlah rumah yang tersedia di Kabupaten Pati tergolong tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Pati (Disperkim Pati) melakukan sebuah tindakan strategis. Di antaranya turut hadir untuk memfasilitasi pembangunan rumah baru, serta menyediakan perumahan bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan menggandeng pihak pengembang. 

“Dalam rangka menangani backlock tersebut, maka strategi yang Disperkim lakukan adalah berusaha memfasilitasi terkait dengan pembangunan rumah baru. Selain itu, Disperkim dan pemerintah turut hadir untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah. Salah satunya adalah penyediaan perumahan bersubsidi sebagaimana ada dari pihak pengembang yang mengajukan izin,” terang Kepala Bidang Perumahan Disperkim Pati Suhartono, di kantornya, Senin (07/02).

Ia menjelaskan, di Kabupaten Pati pada tahun 2022, backlog terkait kebutuhan rumah mencapai 60 ribu unit.

Laka di Depan PT. Dua Kelinci Sebabkan Kemacetan Panjang

 “Di Kabupaten Pati sampai saat ini tahun 2022 masih terdapat sekitar hampir 60 ribu backlog terkait kebutuhan rumah. Terutama bagi rumah tangga-rumah tangga baru,” ungkapnya

Lebih lanjut, Suhartono menuturkan, bahwa untuk mengatasi backlog tersebut pihak pengembang tidak hanya menyediakan perumahan yang bersifat komersil. Namun, ada pula rumah yang bersubsidi.

Dia menegaskan bahwa backlog 60 ribu dari Data Terpadu Kementerian Sosial itu bukan hanya dari rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Akan tetapi, keseluruhan terdapat rumah tangga yang berpenghasilan menengah sampai tinggi. Maka dari itu, untuk rumah tangga yang berpenghasilan menengah ke atas, ia imbau untuk dapat menyediakan rumah sendiri secara swadaya. Sedangkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah akan Disperkim fasilitasi agar memiliki tempat tinggal yang layak dan nyaman. 

“Masyarakat berpenghasilan menengah dan tinggi itulah yang secara swadaya dia menyediakan rumah sendiri barangkali dibelikan oleh orang tua, dibelikan rumah, dibelikan tanah, dan yang bersangkutan bisa membangun sendiri. Tapi yang khusus MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) kita fasilitasi. Kita hadir dalam rangka untuk akses supaya bisa memiliki rumah tinggal,” pungkasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Lingkar.co)