Lingkar.co – Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati menggandeng komunitas Eco Enzyme Nusantara, Yayasan Konservasi Lingkungan Pamor Kuwat Blora dan relawan dari berbagai komunitas membersihkan sampah dan menuangkan eco enzyme di kawasan Sungai Grojogan untuk memperbaiki kualitas air.
Wabup mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan memasang papan bertuliskan pelarangan membuang sampah sembarangan.
Hadir mendampingi Wabup, perwakilan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora
Sungai Grojogan, wilayah Taman Rekreasi Tirtonadi yang ada di kawasan Blora Kota sering menjadi sasaran pembuangan sampah.
“Atas nama pemerintah kabupaten Blora, serta mewakili Bupati Blora, kami, mengapresiasi dan mendukung kegiatan hari ini,” kata Wabup usai kegiatan, Jumat (15/9/2023).
“Dan kami, mengajak semua pihak untuk menjaga dan merawat sumber daya air yang ada di Blora, termasuk di sungai Grojogan,” lanjutnya.
Menurut Mbak Etik sapaan akrab Wabub, penuangan eco enzyme di sepanjang saluran sungai Grojogan bertujuan agar kualitas air sungai dan sumber air terpelihara secara berkelanjutan.
“Eco enzyme merupakan cairan organik yang dibuat dari limbah basah organik. Cara pembuatannya juga sederhana karena hanya memanfaatkan limbah organik dengan menggunakan alat rumah tangga yang sederhana,” ujarnya.
Lebih lanjut Wabup mengatakan, eco enzyme sebagai salah satu produk olaha limbah bisa menjadi alternatif untuk menjaga lingkungan agar bersih dan sehat. Hal itu terbukti dilakukan di berbagai daerah.
“Selain di Blora, di sejumlah kota, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar dan kota besar lainnya, kegiatan seperti ini telah dilaksanakan secara berkelanjutan,” ungkapnya .
Sementara, Kepala Dinas PUPR Blora, Samgautama Karnajaya menjelaskan, sungai Grojogan dapat diklasifikasikan sebagai anak sungai Lusi yang menjadi salah satu pemasok air ke sungai Lusi.
Selain itu juga sebagai saluran air hujan dan air limbah rumah tangga. Banyak air limbah rumah tangga dari lingkungan permukiman yang langsung masuk ke sungai Grojogan.
“Kondisi tersebutlah yang menjadi salah satu penyebab kualitas air menjadi kurang baik, apalagi saat musim kemarau. Kotor dan berbau, dan belum lagi masih banyaknya sampah yang dibuang ke kali Grojogan,” keluhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa konservasi air merupakan upaya pemanfaatan air yang mencapai permukaan bumi untuk keperluan manusia secara efisien.
Menurutnya, larutan hasil fermentasi dari limbah organik tersebut memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai penjernih air.
“Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penuangan eco enzym ke air dengan skala tertentu akan berpengaruh pada kekeruhan, bau, warna, suhu dan pH (keasaman). Bahkan eco enzyme ini diklaim dapat mengurangi pencemaran akibat zat kimia,” jelasnya.
“Di Kabupaten Blora sudah banyak relawan yang membuat eco enzym dan sudah banyak dimanfaatkan ke banyak hal untuk keperluan rumah tangga. Seperti pembuatan sabun, pupuk organik, mencegah beberapa penyakit kulit dan lain-lain,” urainya.
Terakhir, dirinya mengucapkan terima kasih kepada Hj. Mashuri, yang telah mendonasikan sebanyak 130 liter eco enzym yang dituangkan di sungai Grojogan.
Sebagai informasi, menurut rencana, kegiatan tersebut akan terus berlanjut di lain kesempatan. (*)
Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps