Lingkar.co – Ketahanan pangan yang terus digencarkan pemerintah dan persaingan politik dunia, ditambah dengan persiapan Indonesia menuju Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) menjadi sebuah diskursus yang harus diseriusi.
“Tentu, kenapa kita ada program ketahanan pangan, kita membuka ada beberapa lumbung-lumbung di beberapa provinsi. Karena kita tidak mau ada dependensi, ketergantungan terhadap negara lain,” Kata Ulta Levenia Nababan menjawab pertanyaan awak media Lingkar.
Perempuan yang aktif sebagai peneliti konflik dan terorisme atau Conflict and Terrorism Researcher di beberapa negara ini mengatakan hal itu seusai konferensi pers Youth Diversity Forum 2023 di Oak Tree Emerald Hotel, Gajahmungkur, Kota Semarang, Kamis (7/9/2023).
Ia lantas menyontohkan kasus resesi di Mesir yang tergantung dari Ukraina. Sehingga saat ini ketika Ukraina terlibat dalam peperangan, Mesir pun kewalahan untuk mendapatkan bahan makanan pokok.
“Makanya agar kita tidak gampang digoyang, ketahanan pangan adalah salah satu pondasinya. Begitu,” jelas perempuan yang viral dalam podcast Deddy Corbuzier ini.
Kendati demikian, ia menilai, ketahanan pangan tidak berkait erat dengan perang dagang yang tengah memanas saat ini antara Amerika Serikat dengan China atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
“Kalau perang dagang, itu kan politik global. Jadi, bagaimana negara-negara besar lain tidak mau kita memiliki independensi, berdiri di atas kaki kita sendiri. Jadi mereka melakukan berbagai cara seperti sanksi untuk kita tidak bisa ekspor, atau membuat regulasi yang sangat kompleks, agar kita tidak bisa maju, gitu,” paparnya .
Sejalan dengan hal itu, ia pun mengingatkan ketika Amerika menganggap enteng China, lalu memasukkannya dalam World Trade Organisation (WTO) dimana semua akses ekonomi dunia ada di dalamnya.
“Tahunya China sekarang melampaui Amerika Serikat. Nah mereka kan parno dengan ini. Jadi tidak akan membiarkan kita, kita harus mau berdiri sendiri, harus mampu punya bergaining sendiri di politik global, gitu,” be
Capres Pilihan 2024
Menyinggung sedikit tentang Pilpres 2024 dengan perang generasi kelima, Ulta pun mempertanyakan generasi dalam memilih pemimpin yang mampu menjawab tantangan global.
Sebab, menurut dia, generasi muda masih dininabobokan dengan kegemaran joget dalam akun TikTok, pinjaman online dan sebagainya.
Memperhatikan hal itu, ia mengingatkan agar generasi muda saat ini memahami perang di era modern ini bukanlah conventional war atau perang konvensional secara fisik dengan persenjataan.
“Kita tidak dihadapkan dengan peluru, kita tidak dihadapkan dengan tank, tapi kita dihadapkan dengan tools-tools yang lebih ngeri, manuvernya lebih lembut tapi memecah belah masyarakat kita, melemahkan milenial kita,” jabarnya.
“Sementara 60 persen dari pemilih untuk presiden tahun depan itu adalah milenial dan generasi z. Apakah mereka mengerti untuk memilih calon yang tepat untuk menjawab tantangan-tantangan global yang saya sebutkan tadi? Nah itu tugas kita di Mapan, Milenial Ketahanan Keamanan, saya, kami bersama masyarakat untuk mendidik mengadvokasi kepentingan-kepentingan mereka,” terangnya.
Kegiatan Youth Diversity Forum ini menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Dr. Drs. HM. Jusuf Kalla, Ulta Levenia Nababan, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, stafsus Milenial Presiden Joko Widodo sekaligus pendiri Yayasan Kitong Bisa Billy Mambrasar, dan Founder Center of Human Excellence Diversive (Cohesive) Ahmad Arafat Aminullah, ST serta sejumlah tokoh lain.
Dalam kesempatan itu, Prof. Nasaruddin menerangkan tentang keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membangun basis peradaban umat Islam melalui masjid.
Sementara Wakil Presiden 2014-2019, Dr. Drs. H. M. Jusuf Kalla melalui siaran langsung anak muda harus mendapatkan perhatian yang baik, perekonomian yang baik, dan akses yang baik untuk membawa bangsa Indonesia lebih baik, “Itulah yang menjadikan negara yang adil dan makmur,” paparnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps