Berita  

Universitas Ivet Semarang Dorong Guru PAUD dalam Gerakan Ekonomi Kreatif

Lingkar.co – Gerakkan ekonomi kreatif guru PAUD, Universitas Ivet Semarang gelar seminar nasional, bazar dan reoni akbar yang diadakan di Gedung Sportorium Ivet Semarang, Sabtu (8/7/2023).

Pada kegiatan tersebut turut hadir Ketua Yayasan Ikip Veteran Semarang, H. Ahmad Su’udi, Rektor Ivet Semarang, Trileksono, Sub Koordinator Kurikulum, Penilaian Bidang Pembinaan PAUD dan PNF, Rifki Nugroho dan Kaprodi PG – PAUD Universitas Ivet, Dyah Kusbiantari beserta Guru PAUD se Kota Semarang.

Pada sambutannya, H. Ahmad Su’di menyampaikan, ekonomi kreatif berasal dari ide ide kreatif, dalam hal ini ide dari guru PAUD, bagaimana memunculkan ide kreatif dan gagasan yang bisa memberikan pengasilan, lebih ke faktor ekonomi.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

“Contohnya, alat peraga edukasi, mungkin menggunakan bambu atau semacamnya, dengan kolaborasi dari komunitas ini, begitu juga yang ada kaitannya dengan anak – anak,” pungkasnya.

Dirinya mengatakan, selaku yayasan dan rektor akan menmfasilitasi kegiatan semacam ini, setalah kegiatan ini pihaknya akan melakukan pelatihan – pelatihan yang bisa menumbuhkan ekonomi bagi guru PAUD kususnya.

“Pemerintah belum bisa memberikan guru PAUD sebagai guru PNS, sehingga kreatifitas yang akan kita tunjukkan, artinya ide – ide dari bapak ibu harus digali,” ujarnya.

Png-20230831-120408-0000

Dikesempatan yang sama Rektor Ivet Semarang, Trileksono menjelaskan, Universitas Ivet berubah baju tahun 2019, yang sebelumnya IKIP Veteran Semarang, yang sebulumnya hanya 2 fakultas 10 prodi, saat ini menjadi 5 fakultas 25 prodi.

“Saat ini di Universitas Ivet Semarang, yang terbesar adalah prodi PAUD, kita sudah memilik alumni sebesar 45.000, 67 persen adalah alumni dari PG TK dan PAUD,” bebernya.

Menurutnya, pendidikan adalah hal yang utama, guru PAUD belum diperhatikan secara maksimal, dari segi penghargaan profesi apalagi UMR.

“Dari segi penghargaan profesi belum sesuai dengan standart, apalagi UMR. Maka teman – teman organisasi harus berjuang,” ujarnya.

Lanjutnya, seharusnya guru PAUD seharunya memilik gelar S2 hingga guru besar, karena dari PAUD akan menjadi embrio untuk generasi berikutnya dalam membangun bangsa dan negara.

“Pembelajaran akam bermakna apabila pembelajaran tersebut dapat memperdayakan potensi yang dimiliki siswa siswi mengalami perkembangan baik jasmani maupun rohani,” tutupnya.

Penulis: Alan Henry

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *