Berita  

Upacara Hari Lahir Pancasila di Kendal Kenakan Pakaian Adat Nusantara, Wabup Kendal: Pancasila Tidak Hanya di Hafal

Lingkar.co – Upacara Hari Lahir Pancasila di Alun-Alun Kendal, Jawa Tengah, Kamis pagi berbeda dengan upacara pada umumnya. Peserta upacara mengenakan pakaian daerah. Tidak hanya itu, pejabat dan tamu undangan juga mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.

Menunjukkan kebhinekaan, peserta dan undangan upacara Hari Lahirnya Pancasila di Alun-Alun Kendal, Jawa Tengah, mengenakan pakaian adat.

Pakaian daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, Maluku hingga Nusa Tenggara Timur dikenakan peserta untuk menunjukkan kebhinekaan dan cinta terhadap Pancasila.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Dipimpin Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki, upacara Hari Lahir Pancasila sengaja mengenakan pakaian daerah sebagai bentuk kecintaan kepada Pancasila yang bhinneka tunggal ika.

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Mengenakan Pakaian Adat di Alun-Alun Kendal yang Dipimpin Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki

Wabup menuturkan, dengan peringatan Hari Lahir Pancasila ini, masyarakat bisa memaknai nilai-nilai Pancasila sehingga Pancasila tidak hanya dihafal saja, tetapi dapat dimaknai nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.

“Di Hari Lahir Pancasila, saya meminta semua warga Indonesia bisa memaknai Pancasila, bhinneka tunggal ika. Meskipun berbeda-beda namun tetap satu tujuan NKRI, sehingga Pancasila jangan hanya dihafal, namun juga harus bisa mengamalkan dan memaknai apa arti yang terkandung dalam Pancasila,” kata Wakil Bupati Kendal.

Png-20230831-120408-0000

Sementara salah satu undangan upacara, Agus Dwi Lestari, mengenakan pakaian daerah dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan mengatakan sengaja mengenakan pakaian adat suku Rote NTT untuk menunjukkan kebhinekaan yang ada di Indonesia.

Menurutnya, Pancasila lahir dari kebhinekaan, sehingga perlu dijaga. Ia mengenakan pakaian adat suku Rote dari NTT sebagai pemberian dari teman dan jarang dipakai, sehingga saat ada upacara, pakaian adat biasanya dipakai.

“Ini saya pakai pakaian adat dari NTT, namanya hotondo. Ini kiriman dari teman dan jarang dipakai, sehingga kalau pas ada upacara, menggunakan pakaian adat biasa dipakai,” ucap Agus Dwi Lestari.

Usai upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, diserahkan hadiah juara lomba yang diselenggarakan oleh Bapermasdes Kendal, diserahkan oleh Wakil Bupati Kendal.

Penulis: Wahyudi

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *