SEMARANG, Lingkar.co – Sudah hampir dua tahun pandemi Covid-19 menjadi momok bagi pelaku usaha di Jawa Tengah. Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu kelompok yang paling merasakan dampak perekonomian di tengah wabah Covid-19 ini.
Pada Desember 2020, tercatat sebanyak 86,2% usaha mikro kecil di Jawa Tengah mengalami penurunan pendapatan dan menghadapi kendala.
Emma Rachmawati, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah mengatakan, saat ini setidaknya ada 44.338 dari total 4,1 juta pelaku UMKM yang mengalami kendala pemasaran dan permodalan akibat pandemi Covid-19.
Secara persentase, sekitar 52,98% terkendala di pemasaran, serta sekitar 30,24% terkendala di bidang permodalan.
“Dari total tersebut, paling banyak terdampak di bidang makanan dan minuman dengan persentase 65,33%, bidang perdagangan 16,40% serta di bidang jasa 6,93%,” jelas Emma kepada Lingkar.co melalui keterangan resminya, Senin (6/9/2021).
Berbagai Upaya Dilakukan
Pihaknya tak tinggal diam melihat kondisi tersebut. Berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan mengubah semula perdagangan konvensional menjadi serba digital.
Harapannya, langkah tersebut dapat membantu memperluas cakupan pemasaran produk UMKM Jawa Tengah. Dengan demikian, target penjualan dapat segera terpenuhi.
“Upaya yang kami lakukan, salah satunya adalah mengubah strategi berdagang konvensional pelaku UMKM ke digital melalui peningkatan literasi digital, pelatihan, bimbingan teknis, dan workshop,” terangnya.
Emma menjelaskan, pada tahap awal ini pihaknya menggandeng platform penjualan online, seperti Gojek, serta platform lain seperti Shopee.
Kedua platform tersebut telah memiliki banyak pelanggan serta jangkauan luas.
“Seperti Gojek yang mampu mendatangkan omzet Rp2,5 miliar, serta mampu menjangkau pasar luar negeri melalui UKM Virtual Expo. Kemudian kita juga menjalin kerjasama dengan marketplace Shopee untuk mendirikan Kampus UMKM,” jelasnya.
Pertumbuhan IHPR di Jateng Melambat
Emma menambahkan, bahwa UKM Virtual Expo yang sudah berjalan di beberapa kabupaten di Jawa Tengah mampu meraup omzet hingga 4,8 miliar.
Pihaknya juga berkomitmen melakukan berbagai pelatihan untuk menunjang program tersebut.
“Pak Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah juga ikut mempromosikan UMKM melalui lapak Ganjar,” tandas Emma.
Penulis: Danang Diska Atmaja
Editor: Nadin Himaya