Viral Aksi Polisi Smackdown Pendemo, Begini Cara Pertolongan Pertama untuk Korban

Foto dr. Deddy Winarto Sp.PD, salah satu dokter di RS Tugurejo Semarang., Ist/Lingkar.co
Foto dr. Deddy Winarto Sp.PD, salah satu dokter di RS Tugurejo Semarang., Ist/Lingkar.co

SEMARANG, Lingkar.co – Video viral oknum aparat melakukan smackdown pendemo di HUT Kabupaten Tangerang beberapa waktu lalu menjadi perhatian dr. Deddy Winarto Sp.PD, salah satu dokter di RS Tugurejo Semarang.

Dokter milenial ini, memperhatikan tentang trauma yang dialami oleh korban sesaat setelah di smackdown. Dalam video yang berdurasi sekitar 46 detik tersebut, dr. Deddy melihat adanya proses kejang yang tak terkendali.

Baca Juga : Aksi Polisi Smackdown Mahasiswa Saat HUT Tangerang

Menurutnya, masyarakat perlu tau bagaimana penanganan kepada korban yang mengalami kejadian serupa.

Karena, masih banyak masyarakat yang belum mengerti bagaimana pertolongan pertama untuk korban terjatuh seperti dalam video.

“Pertama, kita harus pastikan dahulu korban keadaannya sadar atau tidak dengan memberikan rangsangan secara verbal atau non verbal. Bisa kita panggil dengan suara atau menepuk pelan badan korban,” jelas dr. Deddy kepada Lingkar.co Kamis (14/10/2021).

Jangan lupa, lanjut dia, untuk sambil memeriksa detak jantung dan denyut nadi dari korban. Takutnya terjadi pendarahan dalam pada organ-oragan vital dari korban.

“Jika kita panggil-panggil tidak ada respon lanjutkan dengan rangsangan nyeri di dadanya. Jika tetap tidak ada respon kemudian kita cek nadi dan nafasnya masih ada apa tidak. Jika tidak, segera bawa ke Rumah Sakit terdekat,”kata dr. Deddy Winarto.

Menurut dr. Deddy Winarto, jika terjadi nafas terhenti meski nadi masih berdenyut maka kemungkinan jantung berhenti secara tiba-tiba.

Akan tetapi, jika nafas dan nadi bekerja dengan baik namun korban bergerak diluar kesadarannya, maka pasien mengalami adanya gangguan kesadaran hemodinamik.

“Kalau nadinya tidak ada jadi itu henti jantung ,kalau dia ada nadi berarti kita harus mengarah ke selanjutnya itu arah jantungnya arah nafasnya. Kalau ada nafas berarti pasien adanya gangguan kesadaran hemodinamik,” katanya.

Lebih lanjut, dr. Deddy menjelaskan hemodinamik adalah dinamika dari aliran darah. Dalam sistem peredaran darah itu dikendalikan oleh mekanisme hemostatis seperti hanya sirkuit hindraulis yang dikontrol.

Kemungkinan Cedera Otak atau Tulang Belakang

Bila terjadi hal demikian, dr. Deddy Winarto mengungkapkan bahwa pasien tersebut bisa saja mengalami cedera pada kepala (otak, red) ataupun bisa saja pada tulang belakang pasien.

“Hemodinamik itu masih ada nadinya cek darah masih ada ,napasnya masih ada jadi kita pastikan pasien masih dengan rasa trauma. Pasien trauma kita wajib berpikiran bahwa adanya cedera kepalanya ataupun dari tulang belakang,” ungkap dr. Deddy.

Sehingga, lanjut dia, bila adanya cedera pada kepala itu biasanya adanya pendarahan yang mengalir pada otak pasien.
“Kalau cedara kepala itu kalau trauma bisa jadi pendarahan didalam pembuluh darah otak ,” imbuh dia.

Sementar itu, bila menemukan pasien yang mengamali kejang hingga tidak sadarkan,untuk lebih dianjurkan untuk tidak mengangkat pasien secara sembarangan. Dia menjelaskan cara itu bisa menyebabkan kondisi korban semakin parah.

“Kalau bisa kita biarkan terletang terlebih dahulu kita harus cek itu tadi sirkulasi nadinya,jalan nafasnya kalau situasi jalan nafasnya baik kita harus pertahankan. Karena dia pasien trauma jangan sampai bopong sembarangan. Bisa saja ada pendarahan kepala atau cidera tulang belakang kalau kita angkat sembarangan bisa membahayakan tulang belakang. Itu bisa menambah cedera tubuhnya,” tuturnya.

Tahapan-tahapan Pertolongan pertama

Pada akhir sesi wawancara Lingkar.co, dr. Deddy Winarto memberikan penjelasan tentang tahapan-tahapan pertolongan pertama kepada korban terjatuh dan kejan-kejang.

Tahapan yang harus dilakukan adalah :
Penatalaksanaan segera kejang karena trauma kepala, harus terdiri dari tindakan untuk melindungi pasien dari cedera selama kejang berlangsung

  1. Menempatkan pasien pada posisi yang aman sehingga mereka tidak dapat terjatuh.
  2. Singkirkan bahaya apa pun, seperti benda tajam dari area terdekat.
  3. Posisikan pasien supaya jalan nafas terbuka untuk membantu melindungi jalan napas jika dia tidak sadar.
  4. Catat waktu dan lama kejang.
  5. JANGAN mencoba memasukkan apapun ke dalam mulut pasien yang tidak sadar, termasuk obat-obatan.
  6. JANGAN mencoba menahan pasien jika mereka menunjukkan kejang.
  7. Tetap bersama orang tersebut sampai kejang berakhir. Ini mungkin berlangsung beberapa detik atau beberapa menit.
  8. Jika ada kekhawatiran tentang status pernapasan pasien atau dugaan cedera, segera hubungi layanan medis darurat dan BAWA ke IGD terdekat untuk penanganan medis selanjutnya.

Penulis : Tito Isna U
Editor: Muhammad Nurseha