Lingkar.co – Volume air Waduk Gembong dan Gunung Rowo yang terletak di Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati mengalami penyusutan hingga 40 persen.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati Sudarno mengatakan dua waduk terbesar di Kabupaten itu kini mengalami penyusutan yang signifikan, meskipun musim kemarau baru memasuki beberapa bulan.
“Penyusutannya sudah mencapai 40 persen, walau pun musim kemarau baru beberapa bulan saja,” katanya, kemarin.
Kondisini ini, katanya, memang sering terjadi. Apalagi, setiap musim kemarau air dari dua waduk tersebut menjadi andalan para petani untuk mengairi sawahnya.
“Setiap musim kemarau tiba dua waduk tersebut kondisi airnya pasti berkurang, kareba dimanfaatkan masyarakat sebagai irigasi pertanian,” ujarnya.
Ia menyebutkan saat inu volume air dari Waduk Gembong masih tersisa 5.200.000 M3, sedangkan Waduk Gunung Rowo masih 2.000.000 M3.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa waduk yang dibanguan pada zaman Kolononial Belanda itu mampu menampung hingga jutaan meter kubik air. Kondisinya pun hingga saat ini masih berdiri kokoh, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk lahan pertanian.
“Kapasitas volume air yang berada di dua waduk tersebut berbeda Waduk Gembong mencapai 9.500.000 M3, sedangkan Waduk Gunung Rowo sendiri hanya 5.150.000 M3,” pungkasnya.
Salah satu warga Gembong, Syukron mengatakan setiap musim kemarau volume air di Waduk Gembong dan Waduk Gunung Rowo biasanya memang mengalami penyusutan yang signifikan.
Biasanya, katanya, dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk ngecamp atau memancing bersama keluarga atau teman.
“Kalau musim kemarau banyak yang ngecamp di Waduk Gembong. Kalau di Waduk Gunung Rowo biasanya digunakan untuk tempat memancing,” katanya.
Menurutnya, hal ini membuat kedua waduk tersebut banyak didatangi wisatawan setiap memasuki musim kemarau.
“Jadinya banyak warga yang jualan. Apalagi, kadang ada di pinggir waduk dibuat acara saat musim kemarau,” ujarnya. (*)
Penulis: Miftahus Salam