Wagub Jateng: Jangan Takut Isolasi Terpusat

Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen, saat mengikuti rakor tentang tempat isolasi terpusat (isoter) bersama Kemenko Marves, secara virtual, Rabu (21/7/2021) malam. FOTO: Humas\Lingkar.co
Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen, saat mengikuti rakor tentang tempat isolasi terpusat (isoter) bersama Kemenko Marves, secara virtual, Rabu (21/7/2021) malam. FOTO: HumasLingkar.co

SEMARANG, Lingkar.co – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengoptimalkan pelayanan dan fasilitas tempat isolasi terpusat (Isoter).

Hal tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi bersama dengan Kemenko Marves, membahas Penanganan Isolasi Terpusat Untuk OTG dan Gejala Ringan Jawa-Bali, Rabu (21/7/2021) malam.

Berdasarkan data per tanggal 20 Juli 2021, angka terkonfirmasi Covid-19 di Jateng mengalami penambahan kasus sebanyak 2.647. Namun jumlah keterpakaian isoter hanya 34,01 persen.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meminta kepada masyarakat yang terpapar Covid-19 tanpa gejala dan ringan, agar tidak takut untuk mendapat perawatan di isolasi terpusat.

“Tempat isolasi terpusat yang menurut opini masyarakat, kalau di sana (isoter) tidak ada kawan dan tidak terawat. Saat ini tempat isoter diperbantukan tenaga medis, diberi obat-obatan, serta kebutuhan di isoter, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya.

Baca Juga:
Puspenerbal Menggelar Serbuan Vaksinasi Massal di Bandara Juanda

Menurutnya, ketakutan yang tinggi terhadap tempat Isoter, menjadi penyebab masyarakat lebih banyak memilih untuk melakukan isolasi mandiri. Karena lebih dekat dengan keluarga.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto, merekomendasikan agar pengelolaan isoter dikendalikan oleh TNI, dengan dukungan dana dari BNPB.

Selain itu, ia juga mengusulkan agar setiap wilayah aglomerasi perkotaan dapat di bentuk fasilitas isolasi terpusat, dengan kapasitas minimal mencapai 2.000 unit tempat tidur.

“Kami mendorong Pemerintah Provinsi bersama kota dan kabupaten memiliki jumlah isoman top 5 tertinggi di masing-masing provinsi. Di luar wilayah aglomerasi juga dapat membangun pusat isolasi yang pengelolannya menggunakan APBD,” katanya. *

Penulis : Rezanda Akbar D
Editor : M. Rain Daling