Lingkara.co – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti meminta keterlibatan ASN di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam mewujudkan Semarang Bersih, yang merupakan salah satu program 100 hari di kepemimpinannya.
Agustina menyampaikan, melalui Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Semarang yang dipimpin oleh Lies Iswar Aminuddin menjadi pengawas dalam program Semarang Bersih.
“Ketua PKK ini nantinya akan memimpin pergerakan PKK di tingkat RT untuk pilah sampah, nanti masing – masing kepala dinas, di tempat tinggalnya menjadi teladan pilah sampah di wilayahnya. Pokoknya yang ASN menjadi teladan pilah sampah, nantinya Bu Iswar yang akan mendteksi masing – masing wilayah yang menjadi teladan,” ungkap Agustina pada sambutan di acara Ngopi Bareng (Ngrobrol Penting Bersama Stakeholder Pendidikan Kota Semarang) di Grand Edge Hotel Semarang, Jumat (7/3/2025).
Lanjut Agustina, dalam menunjang program Semarang Bersih, pihaknya akan memaksimalkan proses pembuangan sampah atau pengambilan sampah yang selama ini dinilai kurang untuk mendukung program tersebut.
“Salah satu program 100 hari untuk Semarang Bersih, Pemkot Semarang nanti akan berupaya semaksimal mungkin proses buang sampahnya beres, yang selama ini yang tidak beres, akan dibereskan,” katanya,
Agustina mengajak masyarakat juga ikut terlibat dalam menginformasikan kendala atau permasalah penanganan sampah yang ada di Kota Semarang untuk segera melapor.
“Kami meminta bantuan informasi kepada seluruh masyarakat di Kota Semarang, proses untuk pengambilan sampah ini kalo belum beres silahkan lapor, beritahu ke saya, ke pak Sekda, beritahu ASN di kanan kiri panjenengan. Karena itu akan menjadi program yang membutuhkan gerak bersama,” pintanya.
Lebih lanjut, Agustina menilai program ini juga berkaitan dengan pendidikan dalam menyiapkan generasi keberlanjutan yang memasuki usia produktif.
“Saya kira itu bagian dari pendidikan, pendidikan di UUD itu ada tiga, pendidikan yang dilakukan di sekolah, keluarga dan pendidikan yang dilakukan oleh lingkungan, jadi saling terkait. Ketika nanti kita bicara soal pendidikan, tidak ada keputusan kebijakan yang diambil tanpa mempertimbang dua yang lainnya,” katanya.
“Kalo kita bicara soal peneriamaan murid baru, ini adalah bagian kecil untuk kita lalui untuk menyiapkan generasi kita, siap atau tidak menghadapi jaman diamana akan menghadapi masuk usia produktif, maka segala hal harus dikait – kaitkan,” imbuhnya. ***