SEMARANG, Lingkar.co – Pantai seringkali dijadikan pilihan utama untuk berlibur, baik saat berlibur sendiri maupun bersama keluarga. Suasana pantai yang tenang, deru ombak yang menenangkan, serta senja yang terlukis indah di cakrawala. Begitulah kondisi yang bisa dinikmati ketika berkunjung di Pantai Marina, Semarang.
Pantai Marina sendiri merupakan pantai yang terbentuk dari hasil kegiatan reklamasi pantai di kawasan Kota Semarang yang sebelumnya merupakan hutan bakau serta tambak milik warga setempat. Sisa dari pembangunan pertokoan dan perkantoran tersebut, dimanfaatkan sebagai pembatas pantai yang saat ini dijadikan lokasi wisata.
Namun demikian, pandemi Covid-19 membuat wisata Pantai Marina hanya dapat dikunjungi mulai pukul 08.00-18.00 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pengunjung yang hendak masuk akan dikenakan biaya sebesar Rp 5000.
Berlokasi di Jalan Yos Sudarso, komplek PRPP, Tawang Sari, Semarang, Jawa tengah, para pengunjung dapat menikmati indahnya ombak di Pantai Marina. Terlebih saat hari menjelang petang, dimana para pengunjung akan dimanjakan dengan indah pemandangan langit senja. Tidak hanya itu, wisatawan juga dapat menikmati keasrian pohon bakau yang berjajar rapi disana.
Hal itu dimanfaatkan oleh muda-mudi yang suka berswafoto untuk mengabadikan momen indahnya bersama kawan maupun kekasihnya. Bahkan, tak jarang keluarga yang berkunjung ke Pantai Marina hanya sekedar untuk menghabiskan waktu bersama.
Selain itu, terdapat pula pembatas jalan di sekitar tepi pantai. Yang mana itu dapat dijadikan tempat bagi wisatawan yang ingin berolahraga seperti lari ringan.
Selain menawarkan keindahan alam yang menjajakan mata, pengunjung juga dapat berkeliling menikmati setiap sudut kawasan Pantai Marina dengan menggunakan kapal. Disana juga disediakan speedboat bagi pengunjung yang ingin berwisata air.
Bibir pantai yang dilapisi bebatuan besar juga menjadikan tempat itu sebagai sarang tempat ikan bersinggah. Hal itu kerap dimanfaatkan hal tersebut untuk memancing.
Hartono (40), salah satu warga Kedung Batu yang saat itu memancing menyampaikan, sudah sejak lama ia menekuni hobinya tersebut. “Saya sudah dari kecil mancing disini,” ungkap Hartono.
Lebih lanjut, ia mengaku sering mendapat ikan kerapu yang beratnya empat kilogram. “Ini tadi dapat ikan satu beratnya empat kilogram, biasanya pernah dapat ikan yang beratnya 18 kilogram,” lanjutnya. (mg5/dim/aji)